Nasional

Menteri Pariwisata Soroti Tantangan Modal dan Perizinan dalam Industri Event Indonesia

Avatar photo
2
×

Menteri Pariwisata Soroti Tantangan Modal dan Perizinan dalam Industri Event Indonesia

Sebarkan artikel ini

Tantangan dan Peluang dalam Industri Event Indonesia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa sektor penyelenggaraan acara di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Beberapa masalah utama, seperti keterbatasan modal dan kompleksitas perizinan, menjadi hambatan bagi pengembangan industri ini.

Dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta pada (6/10), Sandiaga menjelaskan bahwa pelaku industri sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal awal yang diperlukan untuk mengadakan suatu event. Biaya yang tinggi dan kebutuhan untuk menarik investor menjadi perhatian serius. “Dalam menyelenggarakan sebuah event, ada banyak biaya yang harus dikeluarkan, sehingga akses kepada sumber pendanaan menjadi krusial,” ujarnya.

Selain isu modal, proses perizinan yang melibatkan banyak pihak juga menambah beban bagi penyelenggara event. Hal ini sering kali mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin menjadi lebih lama, yang tentunya memperlambat proses persiapan acara. Selain itu, Sandiaga menekankan pentingnya untuk mengevaluasi limbah dan jejak karbon yang dihasilkan selama event berlangsung. “Komitmen terhadap keberlanjutan harus diperkuat agar dapat menciptakan event yang tidak hanya sukses namun juga ramah lingkungan,” tambahnya.

Sandiaga juga menyoroti masalah aksesibilitas yang sering terabaikan dalam perencanaan acara. Infrastruktur dan fasilitas pendukung yang tidak memadai di beberapa daerah menjadi kendala signifikan dalam memperluas potensi industri event. “Kami menyesalkan hal ini karena kami yakin, industri ini dapat menjadi penggerak utama perekonomian nasional,” ujarnya. Peluang yang dimaksud mencakup menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta meningkatkan citra Wonderful Indonesia di kancah global.

Menanggapi tantangan tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan, Vinsensius Jemadu, menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur pariwisata yang lebih baik merupakan langkah strategis untuk meningkatkan peringkat Indonesia dalam industri MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions). Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-37 dunia dan peringkat ke-10 di Asia Pasifik menurut data International Congress and Conventions Association (ICCA). “Singapura masih menjadi pemimpin di ASEAN dalam industri MICE karena infrastruktur mereka yang sangat mendukung,” kata Vinsensius.

Guna mengatasi tantangan ini secara komprehensif, Kementerian Pariwisata berencana menggelar dua acara besar: Southeast Asia Business Events Forum (Seabef) dan Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2025. Seabef dijadwalkan berlangsung pada 10-11 Oktober 2025, sedangkan WITF akan diadakan pada 9-12 Oktober 2025. Acara ini bertujuan untuk menciptakan ruang dialog dan kolaborasi antar pelaku industri agar ekosistem pariwisata semakin inklusif dan berkelanjutan.

“Dengan adanya forum ini, kami berharap dapat memperkuat ekosistem pariwisata yang ada dan mempromosikan potensi pariwisata Indonesia kepada dunia,” tutup Sandiaga. Semua pihak diharapkan untuk berkontribusi dalam memajukan industri ini, demi masa depan yang lebih baik bagi perekonomian Indonesia.