Nasional

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Hadapi Tantangan Kebijakan Pajak dan Kepercayaan Investor

Avatar photo
3
×

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Hadapi Tantangan Kebijakan Pajak dan Kepercayaan Investor

Sebarkan artikel ini

Purbaya Yudhi Sadewa Hadapi Tantangan Sebagai Menteri Keuangan

Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dihadapkan pada tantangan berat dalam meyakinkan investor global dan mengoptimalkan penerimaan pajak di Tanah Air. Pengamat pajak Gabriel Kurniawan menilai bahwa Purbaya, yang baru saja dilantik, harus melanjutkan kepercayaan yang telah dibangun oleh pendahulunya, Sri Mulyani Indrawati.

Gabriel menyatakan, Sri Mulyani memiliki rekam jejak yang mengesankan baik sebagai ekonom maupun Direktur Pelaksana Bank Dunia, sehingga memberikan keyakinan kepada investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Kini, Purbaya yang mengambil alih posisi tersebut harus berupaya menjaga iklim usaha tetap positif.

“Pak Purbaya perlu membuktikan dan membangun kembali kepercayaan publik serta investor global,” kata Gabriel dalam keterangannya di Jakarta, Selasa. Kondisi penerimaan negara saat ini dinilai cukup menantang, dan Purbaya berkomitmen untuk tidak mengubah kebijakan fiskal yang telah diterapkan oleh Sri Mulyani, melainkan berfokus pada optimalisasi perekonomian yang ada.

Namun, Gabriel berpendapat bahwa kebijakan perpajakan perlu dievaluasi agar tidak memberatkan masyarakat. Ia menyarankan pemerintah untuk mempertimbangkan peningkatan batas Pengusaha Kena Pajak (PKP) ketimbang menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Selain itu, penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) badan dan penambahan basis wajib pajak juga dapat menjadi opsi untuk meningkatkan daya saing investasi.

“Sebagai Menteri Keuangan yang baru, saya berharap Purbaya dapat mewakili kebutuhan masyarakat dengan kebijakan yang lebih transparan dan adil,” imbuh Gabriel, menambahkan bahwa arahan kebijakan tersebut harus bebas dari kepentingan politik tertentu.

Menanggapi tantangan ini, Purbaya optimis dengan kapasitas yang dimilikinya. Ia memiliki rekam jejak yang panjang di pasar modal, yang diharapkannya dapat mengembalikan kepercayaan investor. “Saya di pasar dari tahun 2000, jadi saya mengerti situasi ini,” ujarnya.

Purbaya juga menyatakan rencananya untuk meningkatkan rasio pajak (tax ratio) Indonesia yang diakui cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir. “Jika kita tidak bisa mengubahnya dalam waktu dekat, kita perlu mempercepat pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Dengan berbagai langkah strategis yang direncanakan, Purbaya berupaya menghadirkan kebijakan fiskal yang tidak hanya memadai secara teoritis, tetapi juga relevan dengan kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Keberhasilan dalam menjalankan kebijakan ini akan menjadi indikator utama kinerjanya di posisi baru ini.