Nasional

Menteri ESDM Siapkan Insentif untuk Pembangunan Pabrik Etanol Dukung Mandatori E10 2027

Avatar photo
15
×

Menteri ESDM Siapkan Insentif untuk Pembangunan Pabrik Etanol Dukung Mandatori E10 2027

Sebarkan artikel ini

Menteri ESDM Dukung Pembangunan Pabrik Etanol untuk Mandatori Bioetanol 10%

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan rencana pemberian insentif bagi perusahaan yang membangun pabrik etanol di Indonesia. Langkah ini bertujuan mendukung program mandatori bioetanol 10 persen (E10) yang akan diterapkan pada tahun 2027.

“Pastinya akan ada insentif, bisa berupa tax holiday, dan dengan adanya pasar yang jelas,” jelas Bahlil setelah menghadiri Upacara Hari Jadi Pertambangan dan Energi di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat lalu.

Bahlil juga menyebutkan adanya kemungkinan investor dari Brasil untuk berpartisipasi dalam pembangunan pabrik etanol di Indonesia. Namun, saat ini, diskusi masih dalam tahap awal setelah penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dan Brasil. “Kemarin kami melakukan diskusi terkait peluang tersebut dan ada kemungkinan besar untuk investor dari Brasil,” ungkapnya.

Untuk mengimplementasikan program E10 pada tahun 2027, Indonesia memerlukan sekitar 1,4 juta kiloliter (KL) etanol. Bahlil menegaskan pentingnya memenuhi kebutuhan ini melalui pabrik dalam negeri agar tidak tergantung pada impor etanol. “Pembangunan pabrik etanol ini sangat penting, baik dari bahan baku singkong, jagung, maupun tebu,” lanjutnya.

Menurut Bahlil, pembangunan pabrik etanol tidak hanya akan memenuhi kebutuhan bahan bakar, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, terutama di sektor pertanian. “Dengan proses yang harus dijalani, seperti mekanisasi dan penerapan teknologi, ekonomi daerah dapat tumbuh. Setelah penanaman selesai, kami akan membangun pabrik etanolnya,” tegasnya.

Sebelumnya, Bahlil juga menyatakan bahwa pabrik etanol yang menggunakan bahan baku tebu kemungkinan besar akan dibangun di Merauke, Papua Selatan. Sementara itu, pabrik etanol berbahan baku singkong masih dalam tahap pemetaan lokasi.

“Rencana kami adalah untuk memenuhi kebutuhan etanol secara domestik,” tuturnya.

Dalam konteks mandatori campuran etanol 10 persen pada bahan bakar minyak (BBM), Presiden Prabowo Subianto telah memberikan dukungan penuh sebagai langkah untuk mengurangi emisi karbon dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menyatakan kesiapan perusahaan untuk melaksanakan program ini. “Pertamina mengambil langkah yang sejalan dengan program pemerintah untuk menjamin ketahanan energi nasional,” ujarnya.

Dengan rencana yang matang ini, diharapkan Indonesia dapat lebih mandiri dalam produksi bioetanol dan meningkatkan keberlanjutan energi. Pembangunan pabrik etanol diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.