Nasional

Mardiono Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua Umum PPP di Muktamar ke-10 Meski Terjadi Kericuhan

Avatar photo
1
×

Mardiono Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua Umum PPP di Muktamar ke-10 Meski Terjadi Kericuhan

Sebarkan artikel ini

Muktamar ke-10 PPP: Muhammad Mardiono Terpilih Akhirnya Secara Aklamasi

Jakarta – Muhammad Mardiono resmi terpilih sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk periode 2025-2030 dalam Muktamar ke-10 yang berlangsung di Jakarta. Meski pemilihan ini berlangsung dalam suasana tegang, dengan kericuhan yang menyebabkan beberapa kader mengalami cedera, keputusan aklamasi diambil untuk menjaga kelangsungan Muktamar.

Mardiono menyatakan bahwa kualitas demokrasi tidak boleh tercemar oleh tindakan yang melanggar konstitusi. Ia menegaskan akan menindaklanjuti insiden kericuhan melalui proses hukum. “Dalam demokrasi, tidak boleh diciderai oleh hal-hal yang tidak konstitusional,” ujarnya, Sabtu lalu.

Dalam proses pemilihan, Mardiono menjelaskan, sekitar 80 persen peserta Muktamar setuju untuk mempercepat pemilihan Ketua Umum. Ia merujuk pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang membenarkan keputusan pimpinan sidang dan ketua panitia pelaksana.

Pimpinan sidang, Amir Uskara, mengungkapkan bahwa palu diketuk setelah mendapatkan konsensus dari seluruh peserta. “Saya bacakan, saya langsung meminta kesepakatan. Mereka setuju dan saya ketuk palu,” jelasnya.

Sebelum pemilihan, situasi di dalam forum sempat memanas saat pembahasan tata tertib, tetapi akhirnya keputusan final diambil. Amir menyebutkan bahwa 30 ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) hadir dan memberikan dukungan terhadap Mardiono.

Meski sudah terpilih, Mardiono menegaskan bahwa ia tidak pernah mendeklarasikan pencalonannya. Dorongan untuk kembali memimpin partai datang dari mayoritas pengurus wilayah melalui rapat kerja wilayah dan rapat pimpinan wilayah. “Kalau memang organisasi ini memanggil, itu sudah menjadi kewajiban saya,” tuturnya.

Terkait dengan kericuhan yang terjadi, Mardiono memastikan akan dilakukan penyelidikan tuntas. Ia mengungkapkan bahwa telah ada indikasi adanya kelompok tertentu yang ingin mengambil alih kepengurusan partai secara paksa. “Ada CCTV, tentu polisi akan melakukan penyelidikan. Kami sudah tahu sejak dua minggu terakhir ada kelompok yang ingin melakukan hal ini,” imbuhnya.

Muktamar ke-10 PPP tidak hanya memilih ketua, tetapi juga membentuk kepengurusan baru. Formatur yang terdiri atas lima perwakilan DPW dan tiga dari DPP akan mendampingi Mardiono dalam menyusun struktur pengurus. Rangkaian kegiatan Muktamar ini akan dilanjutkan dengan bimbingan teknis pada hari Senin mendatang.

Sebagai catatan, PPP didirikan pada tahun 1973. Hingga kini, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai tidak pernah diubah dalam setiap Muktamar, termasuk pada Muktamar ke-10 ini.

Dengan terpilihnya Mardiono, PPP berharap dapat menjalankan agenda politiknya dengan lebih baik dan menangani tantangan yang ada ke depan.