Liga Arab dan OKI Kecam Pengusiran Warga Palestina Oleh Israel
Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam tindakan Israel yang mengusir paksa warga Palestina dari Jalur Gaza, dan mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan perlindungan kepada mereka. Pernyataan ini disampaikan oleh komite menteri gabungan kedua organisasi tersebut dalam sebuah rilis yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki pada Senin, 21 Agustus.
Pada Jumat lalu, Israel Katz, kepala pertahanan Israel, menyatakan bahwa Angkatan Bersenjata Israel (IDF) akan melanjutkan operasinya di Gaza hingga Hamas memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Israel, termasuk pembebasan semua sandera dan pelucutan senjata. Pernyataan tersebut menimbulkan keprihatinan luas, mengingat banyaknya warga sipil yang terdampak akibat konflik yang berkepanjangan.
Dalam pernyataan resmi, para Menteri Luar Negeri dari komite Arab-OKI secara tegas menolak semua dalih yang digunakan Israel untuk mengusir rakyat Palestina dari wilayah mereka, yang telah diduduki sejak tahun 1967. Mereka mengutuk kebijakan Israel yang menggunakan operasi militer, pengepungan, dan metode kelaparan untuk mengusir penduduk dari tanah air mereka. Tindakan ini dinilai mengancam perdamaian dan keamanan baik regional maupun internasional.
Komite tersebut juga meminta segera diadakannya gencatan senjata, pencabutan batasan Israel terhadap bantuan kemanusiaan, dan pemulangan warga Palestina ke tempat asal mereka. Pihaknya menegaskan bahwa praktek-praktek ilegal dan pelanggaran yang dilakukan Israel merupakan ancaman langsung terhadap hukum internasional serta penghinaan terhadap dasar-dasar yang diatur dalam Piagam PBB.
“Para menteri menyerukan kepada komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk bertindak tegas dengan menjamin perlindungan bagi rakyat Palestina,” kata pernyataan tersebut.
Pada 20 Agustus, media Israel melaporkan bahwa Israel Katz meratifikasi operasional militer untuk merebut Kota Gaza. Stasiun radio militer Israel juga menambahkan bahwa operasi tersebut akan berlangsung hingga tahun 2026, dengan mengerahkan sekitar 130.000 tentara cadangan pada puncak manuver. Hal ini menunjukkan intensifikasi dari konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Satu hari setelah pernyataan tersebut, Benjamin Netanyahu, kepala otoritas Israel, juga menyetujui rencana komando militer untuk menguasai Kota Gaza dan mengalahkan Hamas, yang semakin meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Tindakan dan pernyataan dari Liga Arab dan OKI mencerminkan kepedulian serius terhadap nasib warga Palestina dan mengharapkan dunia internasional untuk lebih aktif dalam mencari penyelesaian yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, perhatian dunia terhadap isu ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dan perlindungan bagi mereka yang terjebak dalam konflik berkepanjangan.
Dalam menghadapi situasi yang kian mendesak, seruan untuk perdamaian dan keadilan menjadi semakin penting. Komunitas internasional diharapkan dapat bersatu dalam mendorong dialog yang konstruktif guna mencapai solusi yang menghormati hak asasi manusia dan martabat setiap individu terlepas dari latar belakang serta identitas mereka.