Khamenei Bantah Klaim Israel dan AS soal Serangan Nuklir
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak tuduhan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Israel berhasil menghancurkan fasilitas nuklir Iran dalam serangan militer yang dikenal sebagai Perang 12 Hari pada bulan Juni lalu. Khamenei menegaskan bahwa klaim yang disampaikan oleh Presiden AS, Donald Trump, dan sekutunya tidak berdasar, serta mengungkapkan penolakannya terhadap upaya negosiasi nuklir dengan AS.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan kepada media Iran, Khamenei mengatakan, “Presiden AS (Donald Trump) dengan bangga mengklaim mereka telah membom dan menghancurkan industri nuklir Iran. Teruslah bermimpi,” ujarnya, seperti dikutip dari Reuters pada Senin, 20 Oktober 2023. Pernyataan ini muncul setelah Trump sebelumnya menyampaikan kepada parlemen Israel bahwa AS ingin kembali bernegosiasi dengan Iran terkait program nuklir.
Khamenei juga menekankan bahwa upaya negosiasi yang dilakukan oleh pemerintahan Trump bersifat memaksa dan mencurigai adanya hasil yang telah ditentukan sebelumnya. “Trump bilang dia pembuat kesepakatan, tetapi jika kesepakatan diiringi paksaan, maka itu bukan kesepakatan. Itu hanyalah pemaksaan dan intimidasi,” lanjutnya.
Menanggapi kekhawatiran AS dan negara-negara Barat yang meyakini bahwa Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir, Khamenei menyatakan bahwa intervensi semacam itu tidak pantas. “Apa pentingnya bagi Amerika untuk mengetahui apakah Iran memiliki senjata nuklir atau tidak? Intervensi ini tak pantas, salah, dan bersifat memaksa,” tegasnya.
Sebelumnya, Iran dan AS telah terlibat dalam lima putaran negosiasi nuklir, namun semua itu terhenti setelah serangan Israel yang didukung oleh AS. Serangan tersebut mengakibatkan kematian sejumlah ilmuwan nuklir Iran terkemuka dan menambah ketegangan antara kedua negara. Selama ini, Iran bersikeras bahwa program nuklir mereka ditujukan untuk keperluan damai, bukan sebagai alat untuk mengembangkan senjata pemusnah massal.
Ketegangan yang meningkat antara Iran dan AS ini berkaitan dengan kepentingan regional dan global yang lebih luas, di mana Israel juga berperan sebagai faktor kunci. Menurut Khamenei, perhatian yang diberikan oleh negara-negara Barat terhadap aktivitas nuklir Iran dan ancaman yang ditujukan terhadap negara tersebut di dalam konteks global hanya akan memperburuk situasi.
Dalam akhir pernyataannya, Khamenei mengingatkan bahwa Iran tetap akan berpegang pada haknya untuk mengembangkan program nuklir yang damai, meskipun tekanan internasional terus membayangi. Menyikapi perkembangan ini, publik global diharapkan dapat memahami kompleksitas hubungan internasional yang melibatkan isu nuklir dan stabilitas kawasan Timur Tengah.
Kehadiran dan reaksi terhadap situasi ini sangat penting untuk dipertimbangkan, terutama bagi para pemangku kepentingan internasional yang berupaya mencari jalan keluar bagi krisis ini tanpa mengorbankan keamanan dan kedaulatan sebuah negara.









