Internasional

Kesepakatan Dagang Dicapai: Xi Jinping dan Donald Trump Bertemu di KTT APEC

Avatar photo
3
×

Kesepakatan Dagang Dicapai: Xi Jinping dan Donald Trump Bertemu di KTT APEC

Sebarkan artikel ini

Xi Jinping dan Donald Trump Capai Kesepakatan Dagang di Tengah Ketegangan Tarif

Jakarta, CNN Indonesia – Dalam pertemuan yang berlangsung di Busan, Korea Selatan, Presiden China Xi Jinping mengungkapkan bahwa ia dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mencapai kesepakatan dagang di tengah ketegangan yang dicetuskan oleh perang tarif yang berkepanjangan antara kedua negara. Pernyataan ini disampaikan oleh Xi pada Kamis (30/10), seperti yang dilaporkan oleh media China, Xinhua.

Dalam laporannya, Xi menjelaskan bahwa tim dari kedua negara telah bertukar pandangan mengenai isu-isu krusial terkait ekonomi dan perdagangan. Meskipun tak memberikan rincian spesifik mengenai kesepakatan tersebut, Xi menekankan pentingnya langkah cepat untuk menyelesaikan dan menyempurnakan kesepakatan yang telah dicapai. “Kita harus segera melaksanakan kesepakatan ini untuk menghasilkan dampak positif bagi perekonomian China, Amerika Serikat, dan dunia,” ungkap Xi.

Pertemuan antara kedua pemimpin tersebut berlangsung di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) APEC. Dalam beberapa minggu terakhir, hubungan antara China dan Amerika Serikat mengalami ketegangan yang meningkat akibat kebijakan tarif. Pada pertengahan Oktober lalu, Trump mengumumkan kenaikan tarif menjadi 130 persen untuk produk-produk asal China, yang akan berlaku mulai 1 November 2025. “Amerika Serikat akan mengenakan tarif 100 persen pada China, melebihi tarif yang telah diberlakukan sebelumnya,” tambah Trump.

Keputusan ini diambil setelah China memperketat regulasi ekspor logam tanah jarang atau rare earth, yang merupakan bahan penting bagi banyak industri teknologi dan elektronik di Amerika Serikat. China saat ini menjadi pemasok dominan di pasar logam tanah jarang, sementara Amerika Serikat merupakan pasar terbesar untuk komoditas tersebut. Tanah jarang juga dijadikan senjata tawar-menawar yang krusial dalam perundingan tarif antara kedua negara.

Strategi Amerika Serikat yang bertujuan untuk menekan China agar terus mengekspor logam tanah jarang mencerminkan kekhawatiran Washington terhadap ketergantungan pada China dalam komoditas yang sangat penting ini. Perang tarif yang berkepanjangan telah memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan konsumen, dengan prediksi bahwa ketegangan perdagangan dapat mengakibatkan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global.

Xi juga menekankan perlunya kerja sama antara kedua pihak demi stabilitas perekonomian. “Dengan menyelesaikan isu-isu perdagangan, kita tidak hanya memulihkan kepercayaan, tetapi juga memberikan kepastian bagi investor di seluruh dunia,” imbuhnya.

Dengan adanya kesepakatan ini, harapan muncul agar hubungan antara kedua negara dapat berangsur membaik. Namun, banyak yang masih menaruh skeptisisme terhadap kelanjutan dari perundingan ini, mengingat dinamika politik dan ekonomi yang terus berubah antara kedua negara.

Keberhasilan mencapai kesepakatan ini akan menjadi langkah penting bagi pemulihan hubungan AS-China yang telah terpuruk. Masyarakat global pun menantikan implementasi dari kesepakatan tersebut, mengingat dampaknya yang luas terhadap perekonomian dunia.

(isa/dna)