Usaha Keripik Tempe Purwanti: Dari Srengat ke Pasar Internasional
Purwanti, seorang ibu rumah tangga dari Srengat, Blitar, membuktikan bahwa ketekunan dalam berbisnis dapat menghasilkan kesuksesan. Sejak memulai usaha keripik tempe pada tahun 2018, ia mampu menghidupi keluarganya sekaligus mempopulerkan produk lokal hingga go internasional.
Terinspirasi oleh adiknya yang memproduksi keripik tempe di Solo, Purwanti menjual produknya secara daring dengan harga Rp 5.000 per bungkus. Respons pasar pun sangat positif. “Awalnya hanya iseng, tetapi ternyata banyak yang suka,” ungkapnya.
Dukungan dari lingkungan sekitar juga turut membantu perjalanan bisnisnya. Produk keripik tempe Purwanti menjadi unggulan dalam lomba desa, dan ia mendapat bantuan dari mahasiswa KKN untuk pengurusan izin usaha. Tak lama, pesanan meningkat, terutama menjelang Lebaran.
Puncaknya, sebelum pandemi Covid-19, keripik tempe yang diproduksi Purwanti berhasil tembus pasar Taiwan dan Thailand, dengan pesanan mencapai Rp 10 juta dalam satu kali pengiriman. “Pengalaman itu membuat saya semakin percaya diri,” tambahnya.
Dengan perjalanan yang inspiratif ini, Purwanti menjadi contoh nyata bahwa usaha kecil dengan dedikasi yang tinggi dapat meraih pasar yang lebih luas.