Berita

Kepala BGN Tegas Wajibkan Uji Kelayakan Makanan setelah Kasus Keracunan Massal di Sragen

Avatar photo
4
×

Kepala BGN Tegas Wajibkan Uji Kelayakan Makanan setelah Kasus Keracunan Massal di Sragen

Sebarkan artikel ini

Kepala Badan Gizi Nasional Ambil Langkah Tegas Tanggapi Kasus Keracunan Makanan di Sragen

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengambil tindakan serius setelah munculnya sejumlah kasus keracunan makanan terkait penyajian dari MBG. Salah satu insiden yang paling mencolok terjadi di Sragen, Jawa Tengah, yang melibatkan ratusan guru, siswa, dan wali murid dari SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong.

Dalam upaya mencegah terulangnya insiden serupa, Dadan menginstruksikan semua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk melakukan uji organoleptik sebelum pengiriman makanan kepada siswa. Uji ini meliputi pengecekan rasa, aroma, tampilan, dan tekstur makanan. “Jika rasa atau tekstur makanan dirasa tidak memenuhi standar, lebih baik ditahan dan diganti dengan alternatif yang aman,” tegas Dadan.

BGN juga mengharuskan pemendekan durasi dari proses memasak hingga makanan diterima siswa, meskipun saat ini belum ada batas waktu spesifik yang ditetapkan untuk hal tersebut. “Kecepatan dalam distribusi sangat penting untuk memastikan kualitas makanan tetap terjaga,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dadan menyoroti pentingnya seleksi bahan baku. “Gangguan kesehatan bisa terjadi jika bahan yang digunakan tidak layak. Kami kini menegaskan bahwa semua bahan harus segar dan aman untuk dikonsumsi,” ujar Dadan. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan risiko keracunan makanan di kalangan siswa.

Tidak hanya di tingkat pemilihan bahan baku, BGN juga memperketat protokol distribusi dari dapur ke sekolah. Ini mencakup pengawasan yang lebih ketat terhadap penyimpanan makanan dan penyerahan kepada siswa. Proses yang lebih baik diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan.

Situasi ini tentunya menjadi perhatian penting bagi masyarakat, terutama orang tua siswa yang khawatir mengenai keselamatan anak-anak mereka. Kasus keracunan di Sragen menjadi pengingat akan tragedi serupa yang sebelumnya juga pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini menuntut upaya lebih lanjut dari pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua makanan yang disajikan di sekolah memenuhi standar kesehatan yang ketat.

Pengawasan terhadap makanan yang disajikan di sekolah menjadi aspek penting, terutama mengingat peranan nutrisi dalam perkembangan anak. Orang tua dan masyarakat diharapkan berperan aktif dalam memantau kualitas makanan yang dikonsumsi anak-anak mereka. Kesadaran kolektif akan pentingnya gizi yang aman dan berkualitas perlu ditanamkan agar insiden keracunan dapat dihindari.

Dalam konteks yang lebih luas, langkah-langkah yang diambil oleh BGN ini merupakan cerminan dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat, terutama bagi generasi muda. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, penting untuk memastikan bahwa anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan yang baik, tetapi juga makanan yang aman dan bergizi.

Dadan berharap dengan implementasi protokol ini, ke depan, kasus-kasus keracunan makanan dapat diminimalisir, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan tanpa khawatir tentang keamanan makanan yang mereka konsumsi.