Berita

Kepala BAPPISUS Kenang Marsma Fajar yang Gugur dalam Kecelakaan Pesawat di Bogor

Avatar photo
6
×

Kepala BAPPISUS Kenang Marsma Fajar yang Gugur dalam Kecelakaan Pesawat di Bogor

Sebarkan artikel ini

Kecelakaan Pesawat Latih, Marsma Fajar Adrianto Gugur di Ciampea

Jakarta – Kepergian Marsma Fajar Adrianto, seorang perwira dan penerbang tempur Indonesia, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan, dan institusi militer. Pada Minggu, 3 Agustus 2025, Marsma Fajar mengalami kecelakaan saat mengendalikan pesawat latih di kawasan Ciampea, Bogor. Informasi ini dikonfirmasi oleh Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (BAPPISUS), Aries Marsudiyanto yang juga merupakan sahabat seangkatan almarhum di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) angkatan 1992.

Dalam momen berduka di rumah duka di Jalan Trikola XI, Pancoran, Jakarta Selatan, Aries mengenang pengalaman terakhir yang dibagikannya dengan Marsma Fajar. Sekitar dua tahun lalu, mereka berdua berbagi momen terbang trike gantole di Cibubur. Aries mengungkapkan, “Saya diajak terbang tinggi dengan trike gantole. Beliau sangat berani, dan pengalaman itu menjadi kenangan terakhir saya bersamanya.”

Marsma Fajar dikenal sebagai seorang perwira yang memiliki dedikasi tinggi dan semangat juang yang besar. Dalam karirnya, ia mencatat prestasi penting, di antaranya berperan dalam penghalauan pesawat tempur Amerika, FA-18 Hornet, di wilayah udara Bawean. Aries menggambarkan Fajar sebagai sosok yang disiplin, ceria, dan selalu mampu menghibur rekan-rekannya.

“Beliau adalah sosok yang tak pernah kehilangan senyum, di mana pun beliau berada, selalu ada tawa dan kebahagiaan. Ini adalah kerugian besar bagi Indonesia, salah satu putra terbaik bangsa telah pergi,” tuturnya.

Kehilangan Marsma Fajar membawa dampak signifikan terutama bagi komunitas penerbang dan keluarga besar militer Indonesia. Aries meminta agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini. Ia juga menyampaikan harapannya agar segala kesalahan almarhum dapat dimaafkan oleh semua pihak.

“Pada hari ini, kami semua merasa kaget dengan kabar ini. Kami mendoakan yang terbaik untuk beliau dan berharap keluarga dapat menghadapi kehilangan ini dengan sabar,” imbuhnya.

Kecelakaan ini menggugah perhatian publik, menyoroti risiko yang dihadapi oleh para penerbang saat bertugas. Bagi banyak orang, keberanian dan komitmen para anggota TNI, terutama penerbang seperti Marsma Fajar, menjadi teladan dan sumber inspirasi.

Peristiwa tragis ini juga menghasilkan refleksi tentang pentingnya keselamatan penerbangan dan pelatihan yang maksimal, guna mencegah insiden serupa di masa depan. Keluarga besar militer Indonesia dan masyarakat luas berduka atas kehilangan ini, mengenang almarhum sebagai sosok yang berani dan berdedikasi tinggi.