Nasional

Kemdiktisaintek Minta Perguruan Tinggi Fokus pada Pembinaan Mahasiswa Baru Setelah Insiden Himateta Unsri

Avatar photo
4
×

Kemdiktisaintek Minta Perguruan Tinggi Fokus pada Pembinaan Mahasiswa Baru Setelah Insiden Himateta Unsri

Sebarkan artikel ini

Kemdiktisaintek Minta Perguruan Tinggi Tingkatkan Pembinaan Mahasiswa Baru

Jakarta – Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Togar M. Simatupang menyerukan agar seluruh perguruan tinggi di Indonesia lebih serius dalam membina mahasiswa, khususnya mahasiswa baru. Seruan ini disampaikan menyusul insiden yang melibatkan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himateta) Universitas Sriwijaya (Unsri), Palembang, yang viral di media sosial karena menampilkan aktivitas saling cium di kalangan mahasiswa.

Togar menegaskan, pembinaan yang dilakukan haruslah terencana dan terkendali untuk menghindari kejadian serupa di masa depan. “Setiap kampus harus tidak menganggap enteng pembinaan mahasiswa baru,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta.

Keprihatinan terhadap insiden ini dianggap penting, di mana Togar menekankan perlunya semua pihak untuk bertanggung jawab dan memastikan kampus menjadi ruang yang aman serta inklusif bagi seluruh mahasiswa. Togar juga menegaskan bahwa Kemdiktisaintek telah menerima laporan dari rektor Unsri mengenai insiden tersebut, termasuk langkah-langkah penanganan yang telah diambil.

“Saya sudah mendapatkan informasi terkait tindakan rektor yang telah mengambil langkah komprehensif, seperti menghentikan kegiatan, membekukan himpunan, dan melakukan investigasi melalui satgas,” jelas Togar.

Insiden tersebut menyebabkan publik memberi reaksi negatif karena dianggap sebagai bentuk perploncoan yang tidak pantas. Viral di media sosial, video tersebut menunjukkan mahasiswa baru yang dipaksa untuk saling mencium kening oleh senior mereka, tindakan yang dinilai tidak memperhatikan etika pendidikan.

Sebagai respons, pihak pimpinan Unsri telah melakukan pemanggilan serta investigasi terhadap para pelaku, termasuk Ketua dan Wakil Ketua Himateta, serta panitia pelaksana kegiatan. Sebagai langkah disipliner, Himateta Unsri yang menyelenggarakan kegiatan tersebut dibekukan selama satu tahun, dan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) Unsri akan menyelidiki lebih lanjut terhadap semua yang terlibat.

Dengan peristiwa ini, Togar berharap agar perguruan tinggi dapat meningkatkan kualitas pembinaan untuk menciptakan lingkungan akademis yang lebih baik. Ia menyebutkan, pentingnya pengawasan yang baik dalam setiap kegiatan mahasiswa untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

Dalam era pendidikan yang terus berkembang, peran aktif dari semua pihak di lingkungan kampus menjadi kunci dalam menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pembelajaran dan pengembangan karakter mahasiswa. Togar menegaskan, semua institusi pendidikan tinggi harus menunjukkan akuntabilitas dalam menjaga keamanan dan kenyamanan mahasiswa.

Dengan demikian, diharapkan insiden serupa tidak terulang di kemudian hari, dan mahasiswa baru dapat menjalankan proses adaptasi dengan baik dalam lingkungan kampus yang positif dan konstruktif.