Berita

Kebakaran KM Barcelona V, Tiga Korban Tewas, 580 Penumpang Terlibat di Pulau Talisei

Avatar photo
3
×

Kebakaran KM Barcelona V, Tiga Korban Tewas, 580 Penumpang Terlibat di Pulau Talisei

Sebarkan artikel ini

Kebakaran KM Barcelona V: Basarnas Umumkan Data Korban dan Proses Evakuasi

Basarnas Manado mengeluarkan data resmi terkait kebakaran KM Barcelona V yang terjadi di perairan Pulau Talisei, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada Minggu, 20 Juli 2025. Insiden tragis ini melibatkan 580 orang penumpang, di mana tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam pencarian.

Kebakaran kapal yang melayani rute dari Kabupaten Kepulauan Talaud menuju Kota Manado ini terjadi sekitar pukul 14.00 WITA. Humas Basarnas Manado, Nuriadin Gulemeng, mengonfirmasi jumlah korban sementara pada Senin, 21 Juli 2025. “Kami terus melakukan upaya pencarian dan penanganan terhadap para penumpang yang terdampak,” ujarnya.

KM Barcelona V berangkat dari Pelabuhan Melonguane pada Sabtu malam, 19 Juli 2025. Insiden kebakaran menciptakan kekacauan dan kepanikan di antara penumpang yang berusaha menyelamatkan diri. Proses evakuasi pertama dilakukan oleh nelayan setempat yang berada di sekitar lokasi. Selanjutnya, bantuan datang dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bakamla, serta aparat TNI dan Polri.

Tiga orang yang kehilangan nyawa dalam tragedi ini adalah Asna Lapae (50), Zakaria Tindiuling, dan Juliana Humolung (40). Kejadian ini menjadi sorotan karena KM Barcelona V merupakan sarana vital bagi masyarakat di Kepulauan Talaud, yang mengandalkan jalur laut untuk mobilitas dan penyaluran barang.

Kepala Staf Angkatan Darat (Kodam XIII/Merdeka) turut menyatakan bahwa mereka telah menyiapkan tim kesehatan untuk mendukung proses evakuasi dan memberikan penanganan medis awal kepada para korban. “Kami berkomitmen untuk membantu masyarakat dalam menghadapi musibah ini,” kata perwakilan Kodam saat meninjau lokasi.

Kebakaran kapal ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang keselamatan pelayaran di wilayah tersebut. Banyak masyarakat yang sangat bergantung pada transportasi laut untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menjaga keselamatan di laut harus menjadi prioritas.

Kedalaman insiden ini juga mengungkap kerentanan yang dihadapi oleh masyarakat pesisir dan para nelayan, yang sering kali menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana. Saat ini, masyarakat berharap adanya langkah nyata dari pemerintah untuk meningkatkan sistem keselamatan di pelayaran, termasuk pelatihan bagi awak kapal dan peningkatan alat keselamatan.

Dari kejadian ini, masyarakat berharap agar pihak terkait tidak hanya berfokus pada penanganan sementara, tetapi juga melakukan langkah-langkah preventif agar tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang. Kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil juga menjadi perhatian penting, mengingat mereka sangat bergantung pada transportasi laut.

Dengan adanya peristiwa tragis ini, solidaritas masyarakat semakin diperkuat. Banyak yang bersedia mengulurkan tangan untuk membantu mereka yang terdampak. Korban-korban yang selamat tentu membutuhkan dukungan, baik moril maupun materiil, yang bisa menjadi langkah awal pemulihan dari trauma yang dialami akibat kebakaran di KM Barcelona V.