Kabut Asap Menyelimuti Kota-kota di India Pasca Perayaan Diwali
Jakarta, CNN Indonesia — Setelah perayaan Diwali yang meriah, kabut asap kini menyelimuti sejumlah kota besar di India. Fenomena ini disebabkan oleh pembakaran kembang api dan petasan yang melimpah selama perayaan festival cahaya tersebut.
Kota-Kota Terdampak
Berdasarkan laporan terbaru, banyak kota di India, termasuk New Delhi, Mumbai, dan Kolkata, mengalami peningkatan kadar polusi yang signifikan. Kualitas udara di beberapa daerah tercatat berada pada level berbahaya, dengan konsentrasi partikel PM2.5 yang jauh melampaui batas aman. Para ahli kesehatan mengingatkan bahwa kabut asap ini dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan atau penyakit jantung.
Sumber Polusi
Pakar lingkungan menjelaskan bahwa perayaan Diwali, yang berlangsung pada akhir Oktober, sering kali identik dengan pesta kembang api. Meski perayaan ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung lama dan menjadi bagian integral dari budaya India, dampak lingkungan yang ditimbulkan cukup serius. Pembakaran kembang api dan petasan menghasilkan asap dan partikel berbahaya yang mencemari udara.
Pemerintah India berupaya mengatasi masalah ini dengan mengingatkan masyarakat akan bahaya dari pembakaran kembang api, melalui kampanye kesadaran. Beberapa daerah bahkan mengeluarkan larangan sementara terhadap penggunaan kembang api untuk mengurangi polusi udara. Meskipun demikian, pelaksanaan larangan ini masih menemui tantangan, terutama dalam hal kepatuhan masyarakat.
Dampak Kesehatan
Sejumlah laporan mengungkapkan bahwa tingginya polusi akibat kabut asap juga berpotensi meningkatkan kasus penyakit pernapasan, seperti asma dan bronkitis. Rumah sakit di berbagai kota telah melaporkan lonjakan pasien dengan keluhan pernapasan pasca Diwali. Dr. Ravi Kumar, seorang dokter spesialis paru di New Delhi, menyatakan, “Kita harus menyadari bahwa kualitas udara yang buruk ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan jangka pendek, tetapi juga dapat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.”
Reaksi Masyarakat
Masyarakat pun merespons fenomena kabut asap ini dengan beragam cara. Beberapa kelompok lingkungan menggalang aksi untuk menuntut tindakan yang lebih tegas dari pemerintah terkait regulasi penggunaan kembang api. “Perayaan boleh, tetapi tidak dengan mengorbankan kesehatan kita dan lingkungan,” kata Maya Singh, seorang aktivis lingkungan.
Ke depannya, diharapkan ada peningkatan kesadaran dari masyarakat terkait dampak lingkungan dari tradisi ini. Mengedukasi generasi muda tentang pentingnya menjaga kualitas udara dan lingkungan dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi polusi di masa mendatang. Dalam konteks ini, masyarakat diimbau untuk merayakan tradisi dengan cara yang lebih ramah lingkungan, seperti menggunakan kembang api yang ramah lingkungan atau mengadopsi metode perayaan yang tidak menghasilkan polusi.
Akhir kata, perayaan Diwali yang seharusnya membawa kebahagiaan dan keberkahan kini justru memberikan tantangan baru bagi masyarakat India. Dalam menghadapi masalah kabut asap ini, solidaritas dan kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan hidup menjadi sangat penting. Semoga kedepannya, langkah-langkah yang lebih berkelanjutan dapat diterapkan hingga tradisi ini dapat dilaksanakan tanpa merusak kualitas udara dan kesehatan masyarakat.









