Internasional

Judul Berita: “Tragedi Tiananmen: Perjuangan Demokrasi dan ‘Manusia Tank'”

Avatar photo
8
×

Judul Berita: “Tragedi Tiananmen: Perjuangan Demokrasi dan ‘Manusia Tank'”

Sebarkan artikel ini

Unjuk Rasa Tiananmen: Pemicu, Reaksi Pemerintah, dan Ikon “Manusia Tank”

Jakarta, CNN Indonesia — Aksi unjuk rasa di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada 3-4 Juni 1989, menjadi salah satu momen paling bersejarah dan kontroversial dalam sejarah politik China. Unjuk rasa ini dihadapi secara brutal oleh pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Li Peng dan mantan pemimpin Deng Xiaoping. Meskipun angka resmi menyebutkan 241 korban tewas, termasuk tentara, banyak pegiat hak asasi manusia memperkirakan bahwa jumlahnya jauh lebih tinggi, mengingat penutupan informasi yang dilakukan pemerintah.

Unjuk rasa ini bermula dari kematian mahasiswa Hu Yaobang pada April 1989. Ratusan ribu mahasiswa berkumpul di Lapangan Tiananmen saat pemakaman Hu, menuntut reformasi demokrasi dan berbagai perubahan sosial lainnya. Tuntutan ini kemudian berkembang dan menjalar hingga ke kota-kota besar lain seperti Shanghai, Nanjing, dan Chengdu. Dalam pandangan pemerintah Partai Komunis China (PKC), tuntutan ini dianggap sebagai “kontrarevolusi”, sehingga mengakibatkan mobilisasi tentara untuk mengamankan situasi.

Guna mengontrol narasi dan informasi, pemerintah China berupaya menghentikan semua siaran langsung dari media asing, termasuk CNN. Pada akhir Mei 1989, keadaan darurat militer diberlakukan di Beijing, dengan pasukan dikerahkan ke pusat kota. Namun, upaya tentara untuk memasuki Lapangan Tiananmen terhambat ketika warga Beijing membanjiri jalanan untuk memblokade akses. Di tengah situasi yang terus memanas, pengunjuk rasa tetap bertahan di lapangan, berpusat di sekitar patung Dewi Demokrasi yang terbuat dari plester.

Salah satu momen paling ikonik dari unjuk rasa ini adalah kemunculan sosok pria yang disebut “Manusia Tank”. Dengan berani, pria berbaju putih ini menghalangi laju tank yang mendekati barisan demonstran. Dalam sebuah aksi yang mendebarkan, ia bahkan melompat ke atas salah satu tank. Ketika tank bergerak ke samping, pria itu tetap berusaha menghalangi, hingga akhirnya ditolong oleh dua orang yang membawanya pergi.

Identitas pria tersebut tetap misterius, meski beberapa spekulasi menyebutnya sebagai Wang Weilin, seorang mahasiswa berusia 19 tahun. Pemerintah China tidak memberikan penjelasan berarti mengenai sosok ini, dan Sekretaris Jenderal PKC saat itu, Jiang Zemin, menyatakan bahwa “Manusia Tank” tidak dibunuh. Situasi ini menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan publik tidak hanya di dalam negeri tapi juga di seluruh dunia.

Kisah berani “Manusia Tank” diabadikan oleh fotografer Jeff Widener dari Associated Press. Beliau mengungkapkan bahwa mengambil foto tersebut merupakan risiko besar, termasuk kemungkinan ditangkap dan dilaporkan. Film foto yang terkenal itu berhasil diselundupkan keluar dari Hotel Beijing, berkat bantuan seorang mahasiswa yang menyimpan film dalam celana dalamnya. Foto itu kemudian disiarkan ke seluruh dunia, mengubah pandangan publik tentang peristiwa Tiananmen.

Hingga kini, peristiwa di Lapangan Tiananmen 1989 tetap menjadi simbol perjuangan demokratik di China dan pengingat akan kebebasan berbicara. Meskipun informasi terkait peristiwa ini masih dibatasi oleh pemerintah, penting bagi masyarakat global untuk terus mengenang dan merenungkan makna dari aksi demonstrasi yang berani tersebut.