Internasional

Jet Tempur F-35B Inggris Mendarat Darurat di Jepang, Media China Soroti Masalah Teknis

Avatar photo
3
×

Jet Tempur F-35B Inggris Mendarat Darurat di Jepang, Media China Soroti Masalah Teknis

Sebarkan artikel ini

Jet Tempur F-35B Inggris Mendarat Darurat di Jepang, Media China Soroti Masalah Teknis

Jakarta, CNN Indonesia – Jet tempur F-35B milik Inggris mengalami masalah teknis dan terpaksa mendarat darurat di Bandara Kagoshima, Jepang, pada Minggu (10/8). Pesawat canggih buatan Lockheed Martin ini lepas landas dari kapal induk HMS Prince of Wales dalam rangkaian latihan bersama dengan Jepang dan Amerika Serikat.

Setelah beroperasi selama serangkaian latihan dan penugasan besar sejak April, HMS Prince of Wales yang telah menjalani perjalanan ke berbagai negara di Mediterania, Timur Tengah, Asia Tenggara, Jepang, dan Australia, tidak mengalami nasib baik dalam menjalankan misi ini. Misi latihan tersebut bertujuan menunjukkan kemampuan Inggris dalam mengoperasikan jet tempur di atas laut.

Namun, perjalanannya tidak selalu berjalan mulus. Bulan Juni lalu, F-35B dari kapal induk yang sama terpaksa mendarat di India setelah dihadapkan pada cuaca buruk saat bertugas di Samudra Hindia. Jet tersebut kemudian terdampar di bandara India selama lebih dari lima minggu, menjadi bahan lelucon di media sosial.

Insiden terkini terkait F-35B pun mencuri perhatian media China, khususnya Global Times. Dalam laporan yang berjudul “F-35B Mendarat Darurat di Jepang, Pakar Soroti Rumitnya Pesawat Inggris,” mereka mencatat bahwa jet tempur ini merupakan varian yang paling kompleks secara teknis dari jenis F-35. Wang Ya’nan, pemimpin redaksi majalah Aerospace Knowledge di Beijing, berpendapat bahwa kemampuan lepas landas yang pendek dan pendaratan vertikal dari F-35B menimbulkan tantangan signifikan dalam hal perawatan.

“Militer Inggris perlu menjamin dukungan perawatan yang memadai untuk jet buatan AS selama operasi kapal induk yang tidak dekat dengan rumah,” ujar Wang dalam ulasannya. Ia juga menyebutkan bahwa strategi pengerahan kapal induk Inggris sebagian besar diikuti oleh strategi global AS, yang menunjukkan ketergantungan mereka terhadap peralatan buatan AS.

Lebih lanjut, Wang menekankan bahwa dari sudut pandang teknis, kemampuan operasional angkatan laut Inggris saat ini tidak dapat disamakan dengan masa lalu. “Insiden malfungsi ini harus menjadi momen introspeksi bagi mereka untuk mempertimbangkan kembali kebijakan guna mengakomodasi kepentingan mereka,” tutupnya.

Kejadian ini memperjelas tantangan yang dihadapi Inggris dalam mengoperasikan teknologi canggih seperti F-35B, di tengah upaya untuk menunjukkan kekuatan militer dan kehadiran mereka di panggung internasional. Penanganan dan perawatan jet tempur ini akan menjadi kunci dalam memastikan performa yang optimal selama misi-misi mendatang.