Italia Setujui Proyek Jembatan Gantung Terpanjang untuk Dorong Ekonomi Selatan
Pemerintah Italia telah menyetujui pembangunan jembatan gantung terpanjang di dunia yang menghubungkan Pulau Sisilia dengan daratan utama Italia. Proyek senilai 13,5 miliar euro (sekitar Rp255 triliun) ini mendapatkan dukungan dari koalisi pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni, sebagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan yang selama ini tertinggal.
Jembatan yang direncanakan selesai pada tahun 2032 ini akan membentang sepanjang 3,3 kilometer dan terentang di antara dua menara setinggi 400 meter. Desainnya mencakup dua jalur kereta api serta tiga lajur kendaraan di setiap sisi, dirancang untuk tahan terhadap angin kencang dan gempa bumi, mengingat kawasan ini merupakan pertemuan dua lempeng tektonik.
Persetujuan proyek oleh Komite Interministerial untuk Perencanaan Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan (CIPESS) menjadi tonggak penting setelah beberapa dekade perdebatan mengenai pembangunan jembatan di Selat Messina. Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Transportasi dan Infrastruktur, Matteo Salvini, menyatakan bahwa konstruksi bisa dimulai pada September atau Oktober mendatang. Ia percaya bahwa proyek ini akan menjadi “penggerak pembangunan” bagi Sisilia dan Calabria, menciptakan puluhan ribu lapangan kerja, terutama di sektor keterampilan.
Namun, proyek ini tidak lepas dari kritik. Sejumlah pihak menilai bahwa pengeluaran besar untuk jembatan tersebut berisiko menjadi “lubang hitam” keuangan. Nicola Fratoianni, anggota parlemen dari partai Greens and Left Alliance, menyebut proyek ini sebagai “mega-proyek” yang akan menyedot anggaran publik yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak. Kritik juga datang dari partai oposisi, Partai Demokrat, yang menilai proyek ini menabrak norma lingkungan serta keamanan, serta berpotensi melanggar aturan Uni Eropa.
Pengadilan Audit Italia menyoroti besarnya investasi negara dalam proyek ini, terutama di saat Italia masih bergulat dengan utang yang cukup besar. Proyek ini juga dikhawatirkan dapat dimanfaatkan oleh kelompok kejahatan terorganisir, meskipun Salvini menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah pencegahan infiltrasinya.
Saat ini, satu-satunya cara untuk menyeberangi Selat Messina adalah melalui feri, yang memakan waktu sekitar satu jam untuk mobil, dan dua jam untuk kereta. Dengan adanya jembatan ini, diharapkan waktu tempuh dapat dipangkas menjadi 10 hingga 15 menit saja.
Pembangunan jembatan ini juga diharapkan dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran pertahanan, untuk memenuhi komitmen NATO terkait peningkatan anggaran pertahanan hingga 5 persen. Sisilia sendiri merupakan lokasi salah satu pangkalan NATO, yang menjadi pertimbangan tambahan bagi pemerintah Italia dalam melaksanakan proyek ini.
Pengumuman ini menciptakan harapan dan tantangan. Sementara pemerintah optimis akan manfaat yang akan diperoleh bagi masyarakat dan perekonomian, tantangan lingkungan dan sosio-ekonomi yang menyertainya harus dihadapi dengan cermat agar proyek ini berjalan sesuai rencana.