Internasional

Israel Perintahkan Relokasi Warga Gaza, Korban Tewas Mencapai 62 Ribu

Avatar photo
3
×

Israel Perintahkan Relokasi Warga Gaza, Korban Tewas Mencapai 62 Ribu

Sebarkan artikel ini

Agresi Militer Israel Terhadap Gaza Masih Berlanjut, Korban Tewas Mencapai 62 Ribu

Jakarta, CNN Indonesia — Agresi militer Israel di wilayah Gaza, Palestina, masih berlangsung sejak Oktober 2023. Menurut laporan terbaru, Israel berencana membentuk zona perang dan memaksa warga Gaza untuk mengungsi ke wilayah selatan. Hingga Jumat (15/8), jumlah korban tewas akibat serangan ini telah mencapai hampir 62 ribu orang.

Data dari sumber medis di Gaza menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, jumlah warga yang terluka kini mencapai 155.275 orang. Pada Sabtu (16/8), dilaporkan 25 warga Palestina tewas, dengan 12 di antaranya kehilangan nyawa saat mengantri untuk mendapat bantuan kemanusiaan. Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat setidaknya 1.760 warga Palestina tewas saat mencari bantuan sejak akhir Mei lalu.

Menurut laporan dari Reuters, militer Israel (IDF) telah memerintahkan warga Gaza untuk pindah ke wilayah selatan pada Minggu (17/8) mendatang. Hal ini dilakukan menjelang rencana pengeboman intensif di Gaza City, yang ditetapkan sebagai ‘zona perang’ untuk memburu milisi Hamas. Juru Bicara IDF, Avichay Adraee, menyatakan bahwa langkah ini diambil berdasarkan arahan dari tingkat politik. Sebelumnya, pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyetujui rencana kontroversial untuk merebut kendali atas Gaza City.

Adraee mengungkapkan melalui akun media sosialnya bahwa penyediaan tenda dan perlengkapan penampungan bagi pengungsi akan diperbarui. Peralatan tersebut direncanakan akan diangkut melalui penyeberangan Kerem Shalom oleh PBB dan organisasi bantuan internasional setelah menjalani pemeriksaan oleh otoritas terkait.

Di sisi lain, Hamas mengecam langkah Israel, menyatakan bahwa penghancuran Gaza City dilakukan secara sistematis. Faksi di Gaza itu menuduh Israel menggunakan pesawat tempur, meriam, dan drone untuk melakukan “penghancuran sistematis” di wilayah tersebut sebagai bagian dari strategi perang yang biadab. Dalam pernyataan yang dikeluarkan, pejabat senior Hamas, Mahmoud Mardawi, menegaskan bahwa serangan militer Israel tidak akan menghalangi perjuangan rakyat Palestina untuk mempertahankan tanah mereka.

Mardawi juga menyatakan bahwa kebijakan penggusuran melalui serangan para pemukim yang menargetkan kota-kota dan desa-desa di Tepi Barat tidak akan membuahkan hasil. Ia menekankan pentingnya pemersatu di antara rakyat Palestina dalam menghadapi tantangan yang ada.

Keadaan di Gaza semakin memprihatinkan di tengah meningkatnya kekerasan dan ketegangan. Seruan untuk gencatan senjata dan upaya diplomatik menjadi semakin mendesak mengingat konsekuensi kemanusiaan yang dihadapi oleh warga sipil. Selain itu, perhatian internasional terhadap situasi di Gaza semakin meningkat, menimbulkan berbagai reaksi dari pihak-pihak yang terlibat maupun negara-negara di seluruh dunia.

Situasi ini jelas menjadi tantangan bagi komunitas internasional untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Ke depan, dialog dan negosiasi menjadi sangat penting untuk mengakhiri konflik berkepanjangan yang telah menelan banyak korban ini.