Internasional

Israel Lobi Sudan Selatan Relokasi Warga Palestina dari Gaza

Avatar photo
2
×

Israel Lobi Sudan Selatan Relokasi Warga Palestina dari Gaza

Sebarkan artikel ini

Israel Melobi Sudan Selatan untuk Relokasi Warga Palestina dari Gaza

Jakarta, CNN Indonesia — Israel diketahui tengah melakukan lobi dengan Sudan Selatan untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza, wilayah yang saat ini masih mengalami serangan berat dari pihak Tel Aviv. Tiga sumber yang berbicara dengan Reuters mengonfirmasi bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan yang tercapai antara kedua belah pihak, meskipun proses lobi masih terus berlanjut.

Rencana relokasi ini berpotensi memaksa warga Gaza meninggalkan rumah dan tanah air mereka, dengan alasan rekonstruksi dan untuk mencapai “kehidupan yang lebih baik.” Namun, masalah besar tetap ada, mengingat Sudan Selatan sendiri masih bergumul dengan kekerasan politik dan etnis yang berkepanjangan.

Menurut ketiga sumber tersebut, pertemuan antara Israel dan Sudan Selatan mungkin terjadi selama kunjungan Menteri Luar Negeri Sudan Selatan, Monday Semaya Kumba, ke Israel bulan lalu. Berita tentang negosiasi ini pertama kali dilaporkan oleh Associated Press pada Selasa lalu, mengacu pada enam individu yang mengetahui masalah tersebut.

Hingga saat ini, baik Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, maupun Kementerian Luar Negeri Israel belum memberikan tanggapan terhadap informasi tersebut. Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat juga enggan berkomentar soal rencana ini, mengacu pada “percakapan diplomatik tertutup.”

Lobi antara Israel dan Sudan Selatan ini muncul di tengah perdebatan di Indonesia tentang kemungkinan pemerintah menampung ribuan warga Palestina di Pulau Galang. Namun, rencana Indonesia ini telah menuai kritik dari beberapa pengamat dan kelompok hak asasi manusia. Mereka menilai bahwa niat baik tersebut justru dapat menguntungkan rencana Israel dan Amerika Serikat untuk mengosongkan Jalur Gaza.

Bulan ini, Netanyahu juga mengungkapkan rencana untuk memperluas kendali militer di Gaza dan menyarankan warga Palestina untuk meninggalkan wilayah itu secara sukarela. Pengarahan dan protes keras juga datang dari para pemimpin Arab dan komunitas internasional yang menolak gagasan pemindahan penduduk Gaza ke negara lain. Warga Palestina menilai langkah tersebut sebagai “Nakba kedua,” merujuk pada peristiwa tahun 1948 ketika ratusan ribu orang terpaksa melarikan diri atau diusir akibat konflik Arab-Israel.

Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Wasel Abu Youssef, menegaskan bahwa baik kepemimpinan maupun rakyat Palestina menolak semua rencana atau usulan untuk memindahkan rakyat Palestina ke Sudan Selatan atau tempat lainnya. Pernyataan ini sejalan dengan keterangan resmi dari kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menekankan penolakan terhadap setiap bentuk pemindahan paksa.

Di tengah dinamika yang kompleks ini, situasi di Gaza tetap menjadi sorotan internasional, dengan banyak pihak berharap agar upaya damai dapat segera dijalankan demi stabilitas kawasan dan kehidupan yang lebih baik bagi semua warga yang terdampak.