Internasional

Israel Larang Bulan Sabit Merah Kunjungi Tahanan Palestina, Serangan Udara Berlanjut di Gaza

Avatar photo
3
×

Israel Larang Bulan Sabit Merah Kunjungi Tahanan Palestina, Serangan Udara Berlanjut di Gaza

Sebarkan artikel ini

Israel Larang Bulan Sabit Merah Internasional Kunjungi Tahanan Palestina

Jakarta, CNN Indonesia — Israel melarang Bulan Sabit Merah Internasional (ICRC) untuk mengunjungi warga Palestina yang ditahan. Larangan ini dinyatakan oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (29/10), dan dijelaskan bahwa kunjungan tersebut dianggap membahayakan keamanan negara. “Pendapat yang disampaikan kepada saya menunjukkan bahwa kunjungan ini akan sangat berisiko bagi keamanan negara dan warga negara kita,” ungkap Katz.

Otoritas Israel mengidentifikasi kelompok milisi dan pejuang dari Palestina sebagai ‘teroris’. Katz menekankan bahwa larangan tersebut juga berkaitan dengan wawancara ‘prapembebasan’ yang seharusnya dilakukan berdasarkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan. Sejak gencatan senjata yang disepakati pada 10 Oktober, terdapat laporan bahwa setidaknya 2.673 warga Palestina kini ditahan.

Dalam pernyataan resmi, ICRC menyebutkan bahwa tujuan kunjungan mereka ke tempat penahanan adalah murni untuk keperluan kemanusiaan. “Kami ingin menilai perlakuan dan kondisi tahanan serta bekerja sama dengan otoritas penahanan untuk memastikan bahwa kondisi tersebut sesuai dengan standar internasional. Kami juga berusaha memulihkan kontak antara tahanan dan keluarga mereka,” imbuh ICRC.

Di sisi lain, meski gencatan senjata telah disepakati, Israel kembali melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza pada pekan ini. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengekspresikan kemarahan atas serangan tersebut, yang mengakibatkan lebih dari seratus orang tewas, termasuk banyak anak-anak, dalam dua hari terakhir hingga Rabu (29/10).

Melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, Guterres menyatakan, “Sekretaris Jenderal mengutuk keras pembunuhan warga sipil di Gaza akibat serangan udara Israel, termasuk banyak anak-anak yang menjadi korban.” Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut terjadi saat gencatan senjata yang difasilitasi oleh negara-negara internasional masih berlangsung.

Laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa dua orang tewas dalam serangan Israel di wilayah Beit Lahiya, Gaza, pada Rabu malam. Sejak Selasa hingga Rabu, Hamas menginformasikan bahwa total 104 orang tewas akibat serangan Israel, dengan 46 di antaranya adalah anak-anak dan 24 perempuan.

Volker Türk, Komisioner Tinggi HAM PBB, juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan Israel pekan ini. Ia mendesak masyarakat internasional untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menuju masa depan yang lebih adil dan aman. “Laporan lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam satu malam sebagai akibat serangan udara, terutama terhadap bangunan tempat tinggal, tenda pengungsi, dan sekolah-sekolah di Jalur Gaza, sangat mengerikan,” kata Türk.

Ia menegaskan pentingnya perlindungan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil sesuai hukum humaniter internasional. “Hukum perang dengan jelas menekankan pentingnya melindungi warga sipil. Israel harus mematuhi kewajibannya dan bertanggung jawab atas setiap pelanggaran yang terjadi,” tandasnya.

Dengan situasi semakin memanas, perhatian dunia tertuju pada upaya untuk merestorasi perdamaian dan menghentikan kekerasan yang berkepanjangan di kawasan tersebut.