Internasional

Iran Tingkatkan Pembatasan Internet dan Jamming GPS Pasca Perang Singkat dengan Israel

Avatar photo
12
×

Iran Tingkatkan Pembatasan Internet dan Jamming GPS Pasca Perang Singkat dengan Israel

Sebarkan artikel ini

Iran Kendorkan Akses Internet dan GPS Pasca Perang Singkat dengan Israel

Setelah konflik singkat pada bulan Juni lalu dengan Israel, Iran mengambil langkah kontroversial dengan membatasi akses internet dan mengacaukan sistem GPS. Tindakan ini berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari warganya, menyebabkan berbagai kesulitan dalam menjalankan aktivitas online dan menimbulkan kekhawatiran tentang pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah.

Sejak perang tersebut, yang berlangsung selama beberapa hari, pemerintah Iran menangkap momen untuk memperkuat kontrol terhadap informasi dan komunikasi. Kebijakan ini dianggap sebagai respons terhadap potensi ancaman keamanan nasional dan upaya untuk mengendalikan narasi yang berkembang di media sosial. Banyak pengguna melaporkan kesulitan menghadapi koneksi internet yang lambat dan tidak stabil, yang menghambat akses mereka ke berbagai platform penting seperti media sosial, aplikasi komunikasi, dan layanan daring lainnya.

Sumber-sumber yang dekat dengan pemerintah menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran informasi yang dianggap merugikan stabilitas negara. Namun, di sisi lain, aktivis dan analis media menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan pengekangan kebebasan berekspresi. Dalam lingkungan digital yang semakin terhubung, pembatasan ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada sektor bisnis yang bergantung pada komunikasi daring untuk beroperasi.

Salah satu pengguna internet, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa dia merasa terjebak dalam keadaan yang semakin tidak pasti. “Kami tidak bisa melakukan banyak hal tanpa internet, dan seringkali kami tidak tahu kapan akses akan pulih,” ujarnya. Ketidakpastian ini mengarah pada meningkatnya rasa frustrasi di kalangan masyarakat yang beradaptasi dengan kebiasaan baru akibat pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah.

Pengamat keamanan siber, Ahmad Nouri, menjelaskan bahwa tindakan Iran untuk menyensor internet dan GPS merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengontrol informasi. Ia menekankan, “Ketika negara melakukan pengekangan terhadap internet, mereka tidak hanya membatasi akses informasi tetapi juga meningkatkan pengawasan terhadap warga mereka sendiri.” Menurut Nouri, tindakan semacam ini dapat menciptakan suasana ketakutan yang bisa menghalangi warga untuk menyampaikan pendapat dan kritik terhadap pemerintah.

Latar belakang tindakan ini juga terkait dengan ketegangan geopolitik di kawasan tersebut, terutama menyusul perang singkat dengan Israel. Iran cenderung lebih sensitif terhadap potensi ancaman dari luar dan berusaha melindungi stabilitas internalnya. Namun, bagaimana kebijakan ini diterima oleh publik tetap menjadi pertanyaan besar, mengingat semakin banyak orang yang bergantung pada internet untuk mengakses informasi dan berhubungan dengan dunia luar.

Kekhawatiran akan pengawasan lebih lanjut juga muncul karena akses ke teknologi komunikasi yang aman semakin terbatas. Banyak pengguna kini beralih ke metode komunikasi yang lebih aman, namun tetap ada risiko pemantauan oleh pihak berwenang. Dengan demikian, meskipun Iran berupaya mengendalikan narasi dan informasi, tantangan yang dihadapi masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari menjadi semakin besar.

Tindakan tegas pemerintah Iran dalam mengendalikan akses internet dan GPS tidak hanya menciptakan hambatan bagi aktivitas online, tetapi juga menandakan bahwa kebebasan berekspresi di negara tersebut terus terancam. Seiring berjalannya waktu, publik akan terus menghadapi pilihan sulit antara mencari informasi dengan keterbatasan atau menerima kondisi yang ada.