Indonesia Siap Kirimkan 10.000 Ton Beras ke Jalur Gaza
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia memastikan komitmennya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan sebesar 10.000 ton beras ke Jalur Gaza. Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menegaskan bahwa bantuan tersebut diharapkan dikirim melalui jalur darat, bukan dengan sistem penerjunan udara atau air drop, demi memperkecil risiko bagi masyarakat yang membutuhkan.
Sugiono menyampaikan harapannya ini setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Belarus, Maxim Ryzhenkov, di Jakarta pada Selasa lalu. Ia mengungkapkan bahwa pengiriman bantuan melalui udara berpotensi menyebabkan bahaya yang lebih besar bagi populasi sipil di Gaza, terutama di tengah situasi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan. “Kami berharap jalur bantuan kemanusiaan segera dibuka. Penerjunan bantuan dari udara berisiko tinggi dan banyak masalah teknis yang harus diatasi,” jelas Sugiono.
Menteri Luar Negeri juga mendesak pemerintah Israel untuk membuka akses seluas-luasnya bagi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Menurutnya, kelaparan seharusnya tidak dijadikan senjata dalam konflik. “Anak-anak dan bayi menjadi korban dalam situasi ini. Gambar-gambar yang beredar menunjukkan penderitaan yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun yang memiliki rasa kemanusiaan,” tambahnya.
Bantuan 10.000 ton beras tersebut merupakan bagian dari langkah konkret pemerintah Indonesia dalam mendukung rakyat Palestina. Dalam orasi terbaru yang disampaikan di Monumen Nasional Jakarta, Sugiono menegaskan bahwa dukungan ini sejalan dengan amanat konstitusi dan komitmen bangsa Indonesia untuk membantu Palestina.
Sugiono juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah menyalurkan lebih dari 4.400 ton logistik dan menyediakan dana ratusan miliar rupiah untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah yang terkena dampak konflik.
Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa negara lain juga telah melanjutkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui penerjunan udara. Uni Emirat Arab dan Yordania menjadi pelopor dengan melaksanakan misi pengiriman bantuan lintas negara, melibatkan pesawat dari Prancis, Jerman, Italia, serta Spanyol. Pada Senin lalu, pemerintah Kanada juga melaporkan telah menjatuhkan 10 ton bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda konflik tersebut.
Dalam konteks ini, Sugiono menekankan pentingnya kerjasama internasional untuk menanggulangi krisis kemanusiaan di Gaza. “Keberlanjutan pengiriman bantuan akan sangat bergantung pada upaya membuka jalur akses yang aman,” tuturnya.
Pernyataan ini mencerminkan kepedulian mendalam Indonesia terhadap situasi yang dihadapi oleh rakyat Palestina, serta komitmen untuk terus memberikan dukungan dalam menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan. Pendekatan Indonesia terhadap masalah ini diharapkan dapat mendorong komunitas internasional untuk lebih aktif dalam mencari solusi yang berkelanjutan bagi penderitaan rakyat Gaza.