Tim Bulu Tangkis Junior Indonesia Tersingkir dari Kejuaraan Asia Junior 2025
Jakarta – Langkah tim bulu tangkis junior Indonesia terhenti di babak perempat final Kejuaraan Asia Junior (BAJC) 2025 setelah mengalami kekalahan tipis 109-110 dari Korea Selatan. Pertandingan berlangsung dramatis di GOR Indoor Manahan, Solo, pada hari Senin (21/7/2025), dengan tensi tinggi yang menggetarkan para pendukung.
Pertarungan antara dua tim kuat ini dimulai dengan optimisme ketika kapten tim, Mohammad Zaki Ubaidillah, berhasil meraih kemenangan di sektor tunggal putra. Ia mengalahkan Kim Min-seung dengan skor 11-5, memberikan harapan awal bagi Merah Putih. Namun, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Di sektor ganda putri, pasangan Riska Anggraini dan Rinjani Kwinara Nastine harus mengakui keunggulan pasangan Korea, Cheon Hye-in dan Moon In-seo, dengan skor 11-16.
Perjalanan kurang menguntungkan juga dialami Theodorus Steve Kurniawan dan Luna Rianty Saffana di ganda campuran, yang kalah 4-12 dari Lee Hyeong-woo dan Cheon Hye-in. Pada sektor tunggal putri, Thalita Ramadhani Wiryawan juga tidak mampu menambah poin, kalah tipis 14-11 dari Kim Bo-hye.
Ketika situasi tampak suram, pasangan Devin Artha Wahyudi dan Ikhsan Lintang Pramudya berhasil mencetak kemenangan penting 13-11 atas Cho Hyeong-woo dan Lee Hyeong-woo, menipiskan selisih menjadi 53-55 untuk Korea Selatan. Zaki pun kembali beraksi dan meraih kemenangan kedua, membawa Indonesia unggul 66-60 setelah mengalahkan Kim Min-seung 13-5.
Sayangnya, momentum ini kembali terpangkas ketika pasangan ganda putri Riska dan Rinjani belum mampu mempertahankan keunggulan, kalah 16-11 dari wakil Korea. Score pun semakin ketat, menjadi 77-76. Pertarungan terus berlanjut dengan kejar-kejaran poin, namun Indonesia tetap tertinggal hingga poin terakhir.
Drama pertandingan ditutup dengan harapan kembali muncul saat Devin dan Ikhsan meraih kemenangan 12-11 di sektor ganda putra. Namun, akumulasi skor menunjukkan Korea Selatan unggul 110-109, mengakhiri ambisi Indonesia untuk melaju ke semifinal.
Kekalahan ini menjadi tamparan bagi para atlet muda Indonesia yang telah berjuang keras, meskipun hasil ini tidak mencerminkan potensi besar yang mereka miliki. Supporter tim merasa kecewa, namun tetap memberikan apresiasi atas usaha para atlet.
Kejadian ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh tim muda Indonesia di kancah internasional, di mana persaingan semakin ketat. Masyarakat berharap dukungan dan pembinaan yang lebih intensif bagi generasi muda agar dapat berprestasi di level yang lebih tinggi.
Dengan hasil ini, Indonesia harus kembali mengevaluasi perkembangan atlet muda dan strategi untuk kejuaraan-kejuaraan mendatang. Perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pencinta bulu tangkis, diharapkan agar prestasi bulu tangkis Indonesia tetap bersinar di mata dunia.
Pertandingan tersebut tidak hanya mencerminkan sisi kompetitif, tetapi juga satu pembelajaran berharga bagi atlet dan pelatih untuk memperkuat ketangguhan dan daya juang, demi mengharumkan nama bangsa di kancah global.