Indonesia Perkuat Alutsista dengan Pembelian Jet Tempur dari Berbagai Negara
Jakarta – Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto telah mengambil langkah signifikan dalam memperkuat sistem pertahanan negara melalui pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dari beberapa negara terkemuka. Langkah ini mencakup pembelian jet tempur, kapal perang, serta rudal, yang diungkapkan sejak Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Salah satu fokus utama dalam pengadaan ini adalah jet tempur. Indonesia telah menandatangani kontrak dengan negara-negara seperti Prancis, Turki, dan China untuk mendatangkan pesawat tempur modern. Kesepakatan pengadaan 42 unit pesawat tempur Rafale dari Prancis menjadi salah satu pencapaian yang penting bagi TNI Angkatan Udara. Penandatanganan kontrak dengan Dassault Aviation dilakukan pada September 2022 untuk enam unit, diikuti dengan kontrak kedua yang ditandatangani pada Agustus 2023 untuk 18 unit. Kontrak terakhir untuk 18 unit pesawat Rafale ditandatangani pada 8 Januari 2024.
Menurut Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Mohamad Tonny Harjono, tiga pesawat Rafale dijadwalkan tiba di Indonesia pada awal 2026. “Pesawat Rafale yang merupakan produk buatan Prancis, rencananya akan tiba pada Februari atau Maret dengan pengiriman batch pertama,” ujar Tonny dalam sebuah konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Selain itu, pada Agustus lalu, Indonesia juga menandatangani kontrak untuk pengadaan 48 jet tempur generasi 5.0 yang dikenal dengan nama KAAN, yang diproduksi oleh Turkish Aerospace Industries. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyaksikan langsung penandatanganan kontrak ini dalam rangkaian pameran pertahanan internasional di Istanbul, Turki. “Penandatanganan ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan Government-to-Government (G2G) yang telah ditandatangani pada 11 Juni 2025,” tambah Brigjen Frega Ferdinand Wenas dari Kementerian Pertahanan.
Jet tempur KAAN memiliki kemampuan siluman dan dirancang untuk misi superioritas udara serta serangan presisi, menjadikannya salah satu aset penting bagi TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.
Di sisi lain, Indonesia juga tengah mengkaji kemungkinan untuk membeli pesawat tempur J-10 Chengdu dari China. Meskipun Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin tidak mengkonfirmasi secara resmi, ia menyatakan bahwa pengkajian dilakukan untuk memastikan kelayakan dan kesesuaian pengadaan pesawat tersebut dengan kebutuhan pertahanan udara Indonesia. Pesawat J-10 Chengdu, yang semakin dikenal karena prestasinya dalam pertempuran di kawasan, dipandang memiliki kemiripan kemampuan dengan pesawat canggih Lockheed Martin F-16.
Pengadaan alutsista ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kemampuan pertahanan dan menjaga kedaulatan negara di tengah dinamika keamanan regional yang semakin kompleks. Dalam konteks ini, langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah diharapkan dapat membawa dampak positif bagi keamanan nasional maupun stabilitas regional.
Dengan adanya pengadaan ini, TNI AU dan jajaran pertahanan Indonesia diharapkan dapat mengadaptasi teknologi terkini, memperkuat kekuatan udaranya, dan meningkatkan kemampuan operasional untuk mengatasi tantangan di masa mendatang.








