India Tegaskan Tetap Impor Minyak dari Rusia Meski Terancam Sanksi AS
Jakarta – Meski menghadapi ancaman sanksi dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, India menegaskan akan terus melanjutkan pembelian minyak dari Rusia. Pernyataan ini disampaikan oleh pejabat Kementerian Minyak dan Gas Alam India, yang menggarisbawahi bahwa tidak ada perubahan kebijakan terkait impor minyak dari negara tersebut.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh Reuters, Trump sebelumnya menyatakan melalui akun Truth Social bahwa India mungkin akan menghadapi sanksi lebih lanjut akibat pembelian senjata dan minyak dari Rusia. Meskipun demikian, ia juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak terlalu mempermasalahkan apa yang dilakukan India terkait hubungan dengan Rusia.
Pada Jumat (1/8), Trump menyampaikan kepada wartawan bahwa ia mendengar rumor bahwa India akan menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Namun, dua pejabat senior India membantah informasi tersebut, menegaskan bahwa kebijakan negara tidak berubah dan pemerintah tidak mengarahkan perusahaan minyak untuk mengurangi impor dari Rusia.
Sebelumnya, beberapa media melaporkan bahwa perusahaan pengolah minyak asal India memang sempat menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Hal ini dipicu oleh menyempitnya diskon harga pada bulan Juli. Meskipun terdapat ancaman dari AS, Rusia tetap menjadi penyedia utama minyak bagi India, menyuplai sekitar 35 persen dari total kebutuhan minyak negara tersebut.
Pada 14 Juli, Trump pernah mengancam untuk mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara yang tetap membeli minyak Rusia, kecuali Rusia mencapai kesepakatan damai yang signifikan dengan Ukraina. Ancaman ini membuat banyak negara mempertimbangkan kembali hubungan perdagangan mereka dengan Rusia, namun India tetap pada pendiriannya untuk menjalankan hubungan bisnis yang sudah terjalin.
Kepastian bahwa India akan terus membeli minyak dari Rusia diungkapkan oleh pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada kepentingan nasional dalam memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat, terutama dengan kondisi pasar minyak global yang bergejolak.
Situasi ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan internasional dalam ranah perdagangan energi, di mana negara-negara harus menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan politik. India, sebagai salah satu konsumen energi terbesar di dunia, tampaknya memiliki strategi jangka panjang yang mengedepankan kemandirian energi dan stabilitas pasokan.
Rusia, di sisi lain, masih tetap menjadi mitra strategis bagi India dalam sektor energi. Dengan ketegangan yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, keputusan India untuk terus mendatangkan minyak dari Rusia menyoroti dinamika baru dalam geopolitik global, di mana negara-negara harus membuat keputusan sulit yang berdampak pada hubungan diplomatik dan ekonomi.
Sebagai langkah selanjutnya, perhatian kini tertuju pada bagaimana respons AS dan negara-negara barat lain terhadap sikap India ini. Apakah akan ada tindakan lebih lanjut atau sanksi yang diterapkan, masih menjadi pertanyaan yang menggantung.
Dalam konteks ini, India berusaha untuk berpegang teguh pada prinsip kemandirian dalam kebijakan energinya, yang jelas akan terus mengundang banyak perhatian dari komunitas internasional.