IHSG Berpotensi Menguat, Dipicu Sentimen Domestik yang Kondusif
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi akan mengalami penguatan pada perdagangan Rabu ini. Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menyatakan bahwa penguatan ini akan didorong oleh sentimen positif dari situasi sosial, politik, dan keamanan di dalam negeri yang mulai stabil setelah mengalami dinamika pada pekan lalu.
Ratna memperkirakan IHSG akan bergerak dengan fluktuasi dalam rentang 7.760 hingga 7.900. “Jika level 7.900 berhasil ditembus dengan volume yang cukup, maka IHSG berpeluang menutup gap up di level 7.942, sehingga kemungkinan untuk mencapai level 8.000 masih terbuka. Namun, jika IHSG kembali turun di bawah 7.800, maka akan menghadapi level support di kisaran 7.630 hingga 7.650,” ujarnya.
Faktor domestik seperti perkembangan situasi sosial, politik, dan keamanan menjadi fokus utama yang perlu diawasi oleh para pelaku pasar. Di sisi lain, kedatangan investor yang memanfaatkan penurunan IHSG untuk membeli saham-saham berkualitas berfundamental baik menunjukkan optimisme di tengah sentimen pasar yang hati-hati.
Ekspektasi penurunan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), serta Bank Indonesia (BI), ditambah dengan penguatan harga komoditas, diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi pelaku pasar hingga akhir pekan ini.
Di level global, terdapat sejumlah perkembangan penting. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta kepada Mahkamah Agung AS untuk mempercepat proses keputusan mengenai upaya pembatalan putusan pengadilan banding yang menyatakan bahwa sebagian besar tarif yang diberlakukan adalah ilegal. Ini menunjukkan ketidakpastian yang masih menghantui pasar saham internasional, yang berimbas pada sentimen di Indonesia.
Pada perdagangan Selasa kemarin, IHSG berhasil ditutup menguat sebesar 66,52 poin atau setara dengan 0,85 persen, menempatkannya di posisi 7.801,59. Transaksi perdagangan saham terpantau aktif dengan frekuensi sebanyak 2.004.817 kali, melibatkan 36,87 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi mencapai Rp16,38 triliun. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, sebanyak 576 saham mengalami kenaikan, 126 saham turun, dan 101 saham tidak bergerak.
Kondisi bursa saham di Eropa dan Amerika Serikat pada hari yang sama justru menunjukkan penurunan. Bursa Eropa mengalami penurunan, di mana Euro Stoxx 50 melemah 1,41 persen, FTSE 100 Inggris turun 0,87 persen, DAX Jerman merosot 2,29 persen, dan CAC Prancis kehilangan 0,70 persen. Sementara itu, di Wall Street, Dow Jones melemah 0,55 persen pada level 45.295,69, indeks S&P 500 turun 0,69 persen di level 6.415,54, dan Nasdaq anjlok 0,82 persen di level 21.279,63.
Dengan perkembangan tersebut, pelaku pasar di Indonesia diharapkan tetap waspada dan memonitor situasi baik di level domestik maupun global, agar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana.