IHSG Ditutup Menguat, Merespons Perpanjangan Gencatan Senjata Tarif AS-China
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore mencatatkan penguatan signifikan, ditutup naik 72,54 poin atau 0,96 persen, hingga mencapai level 7.605,93. Kenaikan ini diiringi oleh indeks LQ45 yang juga menunjukkan tren positif, dengan tambahan 6,71 poin atau 0,85 persen ke posisi 799,59.
Penguatan IHSG ini tidak lepas dari respons positif pelaku pasar terhadap kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memperpanjang gencatan senjata tarif selama 90 hari. Menurut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, kedua negara sepakat untuk menunda penerapan tarif tambahan, memberikan peluang lebih bagi negosiator untuk meredakan ketegangan dalam hubungan perdagangan.
Hari ini, China mengumumkan penangguhan tarif tambahan terhadap barang-barang AS, menyusul perintah eksekutif dari Presiden AS yang memperpanjang periode gencatan senjata tarif. Meski demikian, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa tarif untuk beberapa barang masih akan tetap sebesar 10 persen sambil berupaya menyelesaikan hambatan non-tarif yang mengganggu produk-produk dari AS.
Dalam konteks ini, langkah yang diambil oleh kedua negara dianggap sebagai upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah eskalasi sengketa perdagangan. Pelaku pasar juga menantikan laporan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang akan disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 15 Agustus 2025. Sebelumnya, Badan Anggaran DPR RI sudah menyelesaikan rancangan anggaran, di mana pendapatan negara diperkirakan berkisar antara Rp3.094 triliun hingga Rp3.114 triliun, dengan belanja negara diprediksi mencapai Rp3.800 triliun hingga Rp3.820 triliun.
IHSG dibuka menguat dan tetap berada di zona positif selama sesi perdagangan. Hingga penutupan sesi kedua, indeks ini menunjukkan tren yang stabil di teritori hijau. Berdasarkan data Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor mengalami penguatan, dengan sektor teknologi yang melonjak 5,36 persen, diikuti oleh sektor industri dan keuangan yang masing-masing naik 5,05 persen dan 2,94 persen. Namun, dua sektor mengalami penurunan, dengan sektor barang baku tercatat turun 0,81 persen dan sektor teknologi sebesar 0,09 persen.
Saham yang mencatatkan penguatan terbesar hari ini di antaranya adalah TNCA, DKHH, PPRE, GRPH, dan IMPC. Sebaliknya, saham-saham yang mengalami penurunan terbesar termasuk NRCA, BEEF, PPRI, CMNT, dan TIFA.
Frekuensi perdagangan saham hari ini menunjukkan aktivitas yang cukup tinggi, dengan total tercatat 2.224.852 transaksi dan volume perdagangan mencapai 30,14 miliar lembar saham senilai Rp19,54 triliun. Dari total yang diperdagangkan, 382 saham mengalami kenaikan, 249 saham mengalami penurunan, dan 170 saham tidak bergerak dari nilai sebelumnya.
Di kawasan Asia, bursa saham juga menunjukkan kinerja yang positif. Indeks Nikkei menguat 895,02 poin atau 2,14 persen ke level 42.715,50, sementara indeks Hang Seng dan Shanghai juga mencatatkan kenaikan masing-masing 62,87 poin dan 18,37 poin. Sementara itu, indeks Strait Times mengalami penurunan sebanyak 7,62 poin.
Dengan perkembangan ini, pelaku pasar tetap optimis terhadap prospek ekonomi dan kinerja pasar saham ke depan, terutama menjelang pengumuman RAPBN yang dinanti-nanti.