Identifikasi Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Terus Berlanjut di Surabaya
Surabaya—Proses identifikasi jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo terus dilakukan oleh tim DVI Polda Jawa Timur. Hingga Senin, 6 Oktober 2025, sepuluh korban telah berhasil diidentifikasi dari total 50 kantong jenazah yang diterima di RS Bhayangkara H. Samsoeri Mertojoso, Surabaya.
Kombes Dr. Mohammad Khusnan Marzuki, Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jatim, menjelaskan bahwa dari 50 kantong tersebut, lima di antaranya berupa bagian tubuh. “Jumlah kantong jenazah di RS Bhayangkara sebanyak 50, termasuk lima body part,” ungkapnya saat konferensi pers di Kompartemen Dokpol RS Bhayangkara, Senin siang.
Penjelasan itu merujuk pada data yang diperbarui, di mana semula terdapat kesalahan dalam jumlah yang dilaporkan. “Sebelumnya, ada yang menginformasikan 49 kantong, tetapi totalnya adalah 50, termasuk tambahan satu kantong lainnya,” tambah Khusnan.
Sejak dimulainya evakuasi, tim pencarian berhasil menemukan 57 jenazah dalam delapan hari operasi. Dari jumlah itu, 52 jenazah telah dibawa ke RS Bhayangkara. Pengidentifikasian pada tanggal 5 Oktober mencatat dua korban berhasil diidentifikasi, sehingga totalnya menjadi sepuluh korban.
Beberapa dari korban yang teridentifikasi berasal dari berbagai daerah, termasuk Surabaya dan Bangka Belitung. Berikut ini adalah nama-nama korban yang telah teridentifikasi dan lokasinya:
- Maulana Alfan Ibrahimavic (Pabean Cantikan, Surabaya)
- Muhammad Soleh (Jalan Madura, Kabupaten Bangka Belitung)
- Muhammad Mashudulhaq (Kalikendang, Dukuh Pakis, Surabaya)
- Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (Putat Jaya Sekolahan, Surabaya)
- M. Agus Ubaidillah (Gresik Gudukan, Krembangan, Surabaya)
- Firman Noor (Tembok Lor III, Surabaya)
- M Azka Ibadurrahman (Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya)
- Daul Milal (Sidokapasan, Surabaya)
- Nurudin (Karang Gayam, Blega, Bangkalan)
- Ahmad Rijalul Haq (Jalan Dapuan Baru 1, Surabaya)
Proses identifikasi ini bukan hanya krusial bagi keluarga korban untuk mendapatkan kejelasan, tetapi juga menjadi momen penting bagi masyarakat di sekitar lokasi kejadian yang masih berduka. Kasus ambruknya Ponpes Al Khoziny menyoroti pentingnya keselamatan bangunan religius dan kemampuan infrastruktur untuk menghadapi bencana.
Tim DVI akan terus bekerja keras untuk memastikan semua jenazah dapat diidentifikasi, dan keluarga korban yang tersisa bisa mendapatkan kepastian. Proses ini diharapkan bisa mempercepat penyelesaian berbagai kerangsangan yang ditimbulkan oleh tragedi ini dan memberikan ruang bagi keluarga untuk berduka serta melanjutkan kehidupan mereka.
Sebagai masyarakat, kita diajak untuk berempati dan mendukung upaya pemulihan bagi keluarga yang terkena dampak serta memperhatikan keselamatan bangunan yang menjadi tempat berkumpul. Pasca-kejadian, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk mengevaluasi serta meningkatkan standar keselamatan bangunan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.