Houthi Klaim Serang Kapal Tanker di Laut Merah Pasca Kematian Perdana Menteri mereka
Kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah meluncurkan serangan rudal terhadap kapal tanker yang berlayar di Laut Merah pada Senin (1/9). Ini terjadi hanya beberapa hari setelah kematian Perdana Menteri Yaman, Ahmed Ghaleb Nasser al-Rahawi, dalam serangan udara yang dilaporkan dilakukan oleh Israel. Kapal tanker yang menjadi target adalah Scarlet Ray, yang terdaftar di Liberia.
Menurut pernyataan resmi Houthi, mereka mengeklaim telah berhasil mengenai sasaran secara langsung. Namun, laporan dari UK Maritime Trade Operations (UKMTO) menyatakan bahwa serangan tersebut meleset. Sebuah perusahaan keamanan maritim, Ambrey, menunjukkan bahwa kapal tersebut sebenarnya dimiliki oleh Israel. Awak kapal melaporkan melihat cipratan air dari proyektil tak dikenal dan mendengar ledakan keras, tetapi seluruh kru tidak mengalami cedera dan kapal melanjutkan perjalanannya.
Insiden ini menyusul pengumuman Houthi bahwa Perdana Menteri al-Rahawi dan sejumlah pejabat lainnya tewas dalam serangan udara Israel. Setelah pernyataan tersebut, Houthi melakukan serangan di kantor Perwakilan PBB di Yaman, menahan sebelas staf internasional. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mendesak agar semua staf yang ditahan segera dibebaskan tanpa syarat. Utusan PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, mengungkapkan bahwa sebelumnya Houthi telah menahan 23 personel PBB, dengan beberapa di antaranya telah ditahan sejak 2021.
Kondisi semakin memanas dengan klaim Houthi tentang sebuah “jaringan mata-mata Amerika-Israel” yang beroperasi di Yaman. Tuduhan ini, menurut Houthi, berkaitan dengan organisasi kemanusiaan yang aktif di daerah tersebut, namun PBB secara tegas membantah tuduhan ini.
Perkembangan ini menunjukkan ketegangan yang terus meningkat di kawasan tersebut, sehingga menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut tentang stabilitas di Yaman, yang telah mengalami konflik berkepanjangan. Houthi, yang didukung oleh Iran, berkomitmen untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai intervensi asing di negara mereka.
Serangan terbaru ini juga menggambarkan kompleksitas yang semakin dalam antara berbagai kekuatan yang terlibat di Yaman, baik di tingkat lokal maupun internasional. Masyarakat internasional terus memantau situasi ini dengan cermat, mengingat dampaknya tidak hanya terhadap Yaman, tetapi juga terhadap keselamatan jalur perdagangan internasional di Laut Merah.
Dengan meningkatnya ancaman terhadap keamanan maritim, penting bagi negara-negara yang memiliki kepentingan di kawasan tersebut untuk mengevaluasi langkah-langkah pencegahan untuk melindungi kapal dan kru mereka. Mengingat situasi yang masih tegang, kolaborasi dan komunikasi yang baik antara pihak-pihak berwenang akan menjadi sangat vital untuk meminimalkan risiko serta menjaga keamanan di Laut Merah dan sekitarnya.