Internasional

Hamas Siap Bebaskan Sandera dan Terlibat Gencatan Senjata, Guterres Desak Kesempatan Dioptimalkan

Avatar photo
2
×

Hamas Siap Bebaskan Sandera dan Terlibat Gencatan Senjata, Guterres Desak Kesempatan Dioptimalkan

Sebarkan artikel ini

Guterres Sambut Positif Pernyataan Hamas tentang Gencatan Senjata

Jakarta – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyambut baik pernyataan dari kelompok Hamas yang menyatakan kesiapan mereka untuk membebaskan sandera dan berpartisipasi dalam rencana gencatan senjata di Gaza yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dalam keterangan tertulisnya.

Guterres menegaskan pentingnya semua pihak memanfaatkan momentum tersebut untuk mengakhiri konflik yang telah merenggut banyak nyawa di Gaza. Pernyataan ini muncul setelah pejabat senior Hamas, Mousa Abu Marzouk, mengumumkan pada Jumat (3/10) bahwa kelompok tersebut secara prinsip setuju dengan rencana gencatan senjata yang diajukan oleh Trump.

Namun, Hamas menegaskan bahwa implementasi dari rencana tersebut akan membutuhkan proses negosiasi yang mendalam. Mereka juga tidak merinci mengenai usulan Trump terkait perlucutan senjata, yang merupakan salah satu syarat utama dalam proposal tersebut.

Guterres mengapresiasi upaya mediasi yang dilakukan oleh Qatar dan Mesir dalam menghentikan konflik. “Sekretaris Jenderal menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata yang segera dan permanen, serta pembebasan semua sandera tanpa syarat dan akses bantuan kemanusiaan yang tidak terhambat,” jelasnya. PBB akan mendukung semua upaya untuk mencapai tujuan tersebut agar penderitaan lebih lanjut dapat dihindari.

Langkah ini mengambil momentum setelah Trump memberikan batas waktu baru hingga Minggu (5/10) bagi Hamas untuk memberikan respon terhadap proposal yang didukung oleh sejumlah negara Arab. Proposal tersebut yang berisi 20 poin, diluncurkan oleh Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (29/9).

Rincian dari proposal itu mencakup beberapa kemungkinan yang diharapkan dapat mengakhiri ketegangan, antara lain:

  1. Gencatan senjata segera.
  2. Pembebasan semua sandera.
  3. Perlucutan senjata Hamas.
  4. Jaminan tidak ada warga Gaza yang akan dipaksa untuk meninggalkan wilayah mereka.
  5. Pembentukan “panel perdamaian” yang akan berfungsi sebagai badan pemerintahan, termasuk melibatkan Sir Tony Blair di dalamnya.

Keputusan Hamas untuk menerima kerangka kerja utama dalam proposal ini membuka harapan bagi dimulainya kembali proses negosiasi yang bertujuan mengimplementasikan rincian dari kesepakatan yang kompleks ini. Dengan sinyal positif dari semua pihak, masyarakat internasional berharap langkah ini dapat membawa solusi yang berkelanjutan untuk krisis di Gaza, yang telah berlangsung cukup lama.

Krisis ini terus menjadi perhatian dunia, dan berbagai pihak diharapkan dapat berkomitmen pada dialog yang konstruktif demi mengakhiri penderitaan yang dialami oleh penduduk sipil di Gaza dan Israel.