Gubernur Khofifah Tegaskan Pentingnya Penanganan Cepat Kasus Campak di Sumenep
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin rapat koordinasi penanganan kasus campak di Sumenep, yang saat ini ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Rapat tersebut berlangsung di Ruang Paseban Agung Sultan Abdurrahman, Rumah Dinas Bupati Sumenep, dihadiri oleh berbagai pejabat dari tingkat provinsi dan kabupaten.
Berdasarkan data dari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), sejak awal tahun hingga Agustus 2025, Sumenep telah mencatat 2.035 kasus suspek campak, dengan 17 di antaranya meninggal dunia. Situasi ini menuntut perhatian serius dari semua pihak, terutama mengingat lokasi Sumenep sebagai kabupaten paling timur di Pulau Madura.
Dalam rapat tersebut, Khofifah menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menanggulangi masalah kesehatan ini. “Kita semua harus bekerja secara terpadu dan terintegrasi. Semua elemen, baik vertikal maupun horizontal, harus bergerak cepat,” ujarnya. Penanganan yang efektif dan kolaboratif sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan menanggulangi dampak sosialnya.
Sebagai langkah konkret, Gubernur Khofifah mengumumkan bahwa mulai 25 Agustus 2025, akan dilaksanakan vaksinasi campak-rubella secara massal di berbagai titik, termasuk Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Posyandu. “Tempat-tempat tersebut sudah dipetakan untuk memudahkan akses masyarakat,” tambahnya. Program vaksinasi ini diharapkan mampu menurunkan angka kasus campak dan melindungi anak-anak dari risiko penyakit yang berbahaya ini.
Situasi KLB ini juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat tentang vaksinasi sebagai salah satu cara pencegahan penyakit. Dengan melihat tren penyebaran campak yang cukup tinggi, masyarakat diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam program vaksinasi yang akan dilaksanakan. Kesadaran dan tindakan pencegahan, seperti vaksinasi, menjadi sangat penting untuk menciptakan herd immunity di kalangan anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Sumenep, dalam sesi pemaparan data, menekankan bahwa semua pihak harus berperan aktif dan mendukung proses vaksinasi ini agar tidak hanya terlaksana, tetapi juga berhasil. “Masyarakat perlu diimbau untuk tidak ragu membawa anak-anak mereka untuk mendapatkan vaksin. Ini adalah langkah menyelamatkan hidup,” jelasnya.
Melihat angka kematian yang tercatat, tentu menjadi peringatan serius bagi semua pihak untuk tidak menganggap remeh penyebaran penyakit ini. Penanganan yang cepat dan terkoordinasi, ditambah dengan kesadaran masyarakat, diharapkan dapat menurunkan angka kasus campak di Sumenep dan daerah sekitarnya.
Dari sisi lokal, dampak dari KLB ini juga dapat mempengaruhi kegiatan sosial ekonomi, terutama yang melibatkan anak-anak. Dengan penanganan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan aman, serta menjaga kesehatan generasi mendatang.
Dengan langkah-langkah yang sudah direncanakan, diharapkan Sumenep dapat segera pulih dari situasi KLB ini, dan semua anak di daerah tersebut dapat terlindungi dari ancaman campak.