Gubernur DKI Jakarta Coba Transportasi Umum, Masyarakat Apresiasi Inisiatif Peduli Lingkungan
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengambil langkah berani dengan menggunakan transportasi umum di tengah kesibukan ibukota. Langkah ini menjadi contoh konkret komitmen pemerintah dalam mendukung kebijakan transportasi berkelanjutan, sekaligus memberikan teladan bagi masyarakat yang sering mengandalkan kendaraan pribadi.
Setiap Rabu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menggunakan transportasi umum. Kebijakan ini bertujuan mengurangi kemacetan dan polusi di Jakarta, serta mendukung upaya mewujudkan kota yang lebih ramah lingkungan. Pada Rabu (23/7) lalu, Pramono berangkat menggunakan transportasi umum dari kediamannya menuju acara Urban Climate Action Programme (UCAP) Climate Action Implementation (CAI) Regional Convening 2025, yang berlangsung di sebuah hotel di Jakarta Pusat.
Dalam keterangannya, Pramono mengungkapkan pengalaman pertamanya naik transportasi umum dengan mengenakan jas lengkap. Ia mengatakan, “Hari ini adalah pertama kalinya saya naik transportasi umum pakai jas lengkap. Saya paham jika ada yang melihat ini sebagai pencitraan, tetapi saya menikmati pengalaman baru ini.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia sekaligus ingin mengubah stigma penggunaan transportasi umum di kalangan pejabat.
Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Banyak orang mengapresiasi langkah Pramono sebagai upaya nyata untuk meningkatkan kesadaran terhadap penggunaan transportasi publik, mengingat kota Jakarta sering kali dijuluki sebagai salah satu kota terpadat di dunia. Dengan menggunakan transportasi umum, Pramono juga berupaya mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam mengurangi kemacetan yang telah menjadi masalah kronis di Jakarta.
Lebih jauh, Pramono juga menyoroti perubahan positif yang terjadi di Jakarta terkait kemacetan. Berdasarkan TomTom Traffic Index, Jakarta kini tidak lagi menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia. “Sekarang, Bandung, Medan, Palembang, dan Surabaya berada di urutan yang lebih tinggi dalam hal kemacetan. Jakarta kini berada di urutan terakhir,” ungkapnya. Menariknya, Pramono mengisyaratkan bahwa survei tersebut mungkin dilakukan pada hari Rabu, ketika ASN umumnya menggunakan transportasi umum.
Kontribusi transportasi umum terhadap pengurangan kemacetan dan polusi menjadi titik perhatian penting dalam kebijakan transportasi di Jakarta. Hal ini beriringan dengan upaya pemerintah dalam menyukseskan program-program yang bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Bagi masyarakat, inisiatif ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan berkurangnya kemacetan, waktu perjalanan pun dapat dipangkas, sehingga masyarakat bisa lebih produktif dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Sebagai penutup, langkah Pramono Anung dalam menggunakan transportasi umum diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak pihak, termasuk para pejabat dan masyarakat, untuk bersama-sama menciptakan Jakarta yang lebih baik. Perubahan kecil seperti ini memang dapat memberikan dampak positif yang besar bagi kesehatan lingkungan dan kualitas hidup kota Jakarta secara keseluruhan.