Nasional

Gubernur Dedi Mulyadi Diduga Hadir di Pesta Pernikahan Maut, Tiga Tewas dalam Kericuhan

Avatar photo
4
×

Gubernur Dedi Mulyadi Diduga Hadir di Pesta Pernikahan Maut, Tiga Tewas dalam Kericuhan

Sebarkan artikel ini

Gubernur Dedi Mulyadi Diduga Terlibat Dalam Kericuhan Acara Pernikahan di Garut

GARUT — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, diduga berada di lokasi saat terjadinya kericuhan dalam acara pernikahan putranya, Maula Akbar Mulyadi, di Lapangan Oto Iskandar Dinata, Garut. Kericuhan tersebut berujung pada tiga korban jiwa, termasuk seorang anak, seorang lansia, dan seorang anggota polisi. Insiden ini mencuat kembali, menyusul pernyataan seorang saksi yang juga menjadi korban.

Saksi, yang dikenal dengan inisial SF, kini dirawat intensif akibat cedera yang dialaminya saat terdesak dalam kerumunan massa. SF menjelaskan, pada pukul 14.00 WIB, ia dan keluarganya sedang dalam antrian untuk mendapatkan makanan, saat kehadiran Dedi Mulyadi memicu antusiasme masyarakat yang ingin mendekat. Situasi tak terkendali pun terjadi, menyebabkan desakan di antara pengunjung.

“Lonjakan massa yang tidak terkendali menyebabkan kericuhan. Dalam situasi tersebut, SF terpisah dari keluarganya dan terjatuh. Petugas medis segera memberi pertolongan dan membawanya ke RSUD dr. Slamet Garut,” ungkap Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan.

Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari Gubernur Dedi Mulyadi mengenai insiden tersebut. Polda Jabar telah mengambil alih penyelidikan dan berharap dapat mengklarifikasi kronologi kejadian. Hendra menyatakan bahwa hanya panitia acara yang akan diperiksa, karena pihak mempelai telah menyerahkan keseluruhan acara kepada event organizer (EO).

Kepala Bidang Humas Polda Jabar menunjukkan bahwa penyelidikan awal menunjukkan kemungkinan kecil pihak mempelai diperiksa, mengingat Maula Akbar dan Putri Karlina telah berkomitmen pada EO dalam penyelenggaraan acara. “Kami akan memeriksa panitia dan EO untuk klarifikasi lebih lanjut,” imbuhnya.

Sementara itu, Maula Akbar dan Putri Karlina membantah ada agenda makan gratis yang memicu kerumunan. Menurut mereka, makanan yang diberikan merupakan sisa setelah acara resepsi, dan tidak ada pengumuman resmi tentang pembagian makanan tersebut. “Kami hanya ingin berbagi dengan tamu yang datang. Makanan ini disediakan untuk yang hadir, bukan sebagai acara resmi,” katanya.

Putri Karlina menambahkan bahwa akses jalan ke lokasi sebenarnya tidak direncanakan untuk ditutup. Ia mengakui adanya kesalahan komunikasi yang menyebabkan kericuhan itu terjadi. “Silakan pihak kepolisian yang menjelaskan siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Peristiwa ini menanggapi keprihatinan masyarakat tentang pengelolaan acara besar dan dampaknya terhadap keselamatan publik. Kericuhan ini kembali menyoroti pentingnya protokol keselamatan dalam setiap acara yang mengundang kerumunan, terlebih di saat kondisi yang sangat mendukung kerumunan besar.

Dalam konteks masyarakat, insiden ini memberikan pelajaran penting mengenai kesadaran akan keamanan dalam setiap acara publik. Banyak harapan dari warga untuk penanganan yang lebih baik di masa depan, agar tragedi serupa tidak terulang dan semua warga merasa aman pada setiap acara yang diadakan, terutama yang melibatkan tokoh publik.

Sebagai penutup, peristiwa ini menjadi refleksi penting bagi pemerintah dan panitia acara dalam meningkatkan keselamatan dan kenyamanan publik, terutama pada acara-acara yang melibatkan banyak orang. Diharapkan upaya penyelidikan ini segera memberikan kejelasan dan rasa keadilan bagi para korban.