Rumah Sakit di Gaza Nyaris Kolaps Akibat Malnutrisi Massal
Jakarta, CNN Indonesia—Rumah sakit di Jalur Gaza, Palestina, berada dalam kondisi kritis akibat lonjakan pasien malnutrisi yang terus berdatangan. Hal ini disampaikan oleh Allcock dari Medical Aid for Palestinians, yang menegaskan bahwa fasilitas kesehatan di kawasan tersebut hampir tidak mampu menampung jumlah pasien yang terus meningkat.
Sejak beberapa waktu terakhir, pasien dengan masalah gizi parah, terutama bayi dan anak-anak, terus memenuhi rumah sakit. Allcock menyoroti tingginya jumlah bayi baru lahir dan anak kecil yang menghadapi kematian akibat malnutrisi. “Banyak dari mereka lahir dengan cedera akibat kurangnya makanan selama masa kehamilan. Ibu-ibu tidak mendapat dukungan nutrisi yang memadai,” ungkapnya.
Unit perawatan intensif untuk anak-anak dan bayi mengalami kelebihan kapasitas, yang mengakibatkan tidak adanya ruang untuk merawat pasien lainnya, termasuk mereka yang terluka akibat serangan. “Di satu sisi, ruang gawat darurat dipenuhi pasien, sehingga beberapa harus dirawat di lantai,” lanjutnya. Dalam situasi yang sangat memperihatinkan, Allcock menggambarkan betapa menyedihkannya pemandangan di rumah sakit, di mana anak-anak kekurangan gizi terpaksa berbagi ruang dengan pasien yang mengalami trauma dan patah tulang.
Laporan terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification Initiative (IPC) pada tanggal 22 Agustus menyebutkan bahwa lebih dari setengah juta warga Palestina saat ini berada dalam kondisi kelaparan yang parah. Laporan tersebut menyoroti bahwa situasi di Gaza disebabkan oleh tindakan yang dianggap sebagai genosida oleh Israel, yang telah menghadirkan dampak signifikan terhadap akses makanan dan layanan kesehatan.
Banyak negara, terutama negara-negara Arab, menyerukan kecaman keras terhadap Israel atas tindakan yang dianggap disruptif dan menghancurkan. Mereka menilai bahwa blokade dan serangan yang terus menerus terhadap Jalur Gaza sudah melebihi batas kemanusiaan dan berpotensi memperburuk tragedi kelaparan yang tengah melanda.
Dengan rumah sakit yang sudah berada di ambang kehancuran, dan pasien yang terpaksa berdesakan, Allcock mengungkapkan keprihatinan mendalam akan krisis kemanusiaan yang kian memburuk. Dia menekankan perlunya dukungan internasional yang lebih kuat untuk merespons kebutuhan mendesak di lapangan.
Kondisi ini menegaskan betapa urgennya intervensi untuk mengatasi kelaparan dan masalah kesehatan di Jalur Gaza. Seluruh dunia kini menanti tindakan konkret dari pemerintah dan lembaga internasional untuk meringankan beban yang ditanggung oleh rakyat Palestina yang tengah menderita.
Dalam konteks ini, penanganan kelaparan dan malnutrisi di Gaza tidak hanya menjadi tanggung jawab lokal, tetapi juga persoalan global yang memerlukan perhatian semua pihak. Kemanusiaan harus diutamakan demi membantu mereka yang terpinggirkan dan menjadi korban dalam situasi yang sangat tidak berkeadilan ini.