Nasional

Festival Budaya Teluk Wondama 2025 Digelar di Jakarta untuk Promosi Budaya dan Investasi Papua Barat

Avatar photo
5
×

Festival Budaya Teluk Wondama 2025 Digelar di Jakarta untuk Promosi Budaya dan Investasi Papua Barat

Sebarkan artikel ini

Festival Budaya Teluk Wondama, Sarana Peningkatan Kesejahteraan dan Pariwisata Papua Barat

Jakarta – Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama akan menggelar Festival Budaya Teluk Wondama pada 23-24 Juli 2025 di Plaza Sarinah, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan budaya lokal serta tradisi masyarakat Papua Barat, sembari menciptakan peluang untuk pengembangan ekonomi daerah.

Bupati Teluk Wondama, Elysa Auri, menyatakan bahwa festival ini merupakan platform penting bukan hanya untuk menampilkan budaya, seperti tarian tradisional, musik daerah, dan kerajinan tangan, tetapi juga untuk memfasilitasi pertemuan bisnis dan investasi. “Kami memilih Jakarta karena merupakan pusat bisnis dan pengambil kebijakan. Kami ingin menjadikan Teluk Wondama sebagai poros pariwisata Papua Barat,” ungkap Elysa dalam konferensi pers.

Festival ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang kekayaan budaya Papua, termasuk fakta bahwa Teluk Wondama adalah salah satu daerah pertama peradaban orang Papua. Di samping itu, festival ini juga digelar bertepatan dengan peringatan 100 tahun peradaban orang Papua, yang dinamakan Aitumieri, yang menjadi momen bersejarah bagi perkembangan pendidikan di Tanah Papua.

Elysa menjelaskan bahwa Festival Budaya Teluk Wondama bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mempercepat investasi di sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata. “Perayaan ini adalah momentum menuju masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Papua,” katanya.

Pendidikan merupakan salah satu kunci transformasi masyarakat Papua, yang dimulai dari pengenalan literasi oleh seorang penginjil Belanda, Izaak Samuel Kijne, pada tahun 1925. Melalui pendidikan, masyarakat Papua mulai mengenal konsep-konsep modern yang berintegrasi dengan kearifan lokal. Saat ini, Aitumieri telah diresmikan sebagai situs sejarah, menandai 100 tahun pergeseran sosial yang telah membentuk identitas orang Papua.

Kegiatan festival ini diharapkan mampu menggugah semangat masyarakat setempat untuk lebih menghargai dan melestarikan budaya mereka, sambil membuka peluang bisnis baru. Selain itu, keberadaan festival ini juga diharapkan akan menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, untuk mengunjungi Teluk Wondama dan mengeksplorasi keindahan alam serta budaya yang kaya.

Sebagai bagian dari proses revitalisasi budaya, Festival Budaya Teluk Wondama juga akan menampilkan forum diskusi untuk membahas peluang investasi dan kemitraan bisnis yang dapat memberdayakan masyarakat lokal. Dengan melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), festival ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi kreatif dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Elysa menekankan pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya dan memajukan daerah. “Kabupaten Teluk Wondama tidak hanya saksi sejarah, tetapi juga merupakan simbol kebangkitan peradaban Papua yang berdaya saing dan inklusif,” pungkasnya.

Melalui acara ini, diharapkan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di pulau Jawa, dapat lebih mengenal dan menghargai budaya Papua, serta melihat potensi yang dimiliki Kabupaten Teluk Wondama dalam pengembangan ekonomi dan pariwisata yang berkelanjutan.