Nasional

Erupsi Gunung Marapi Setinggi 1,6 Kilometer Terjadi di Sumbar

Avatar photo
3
×

Erupsi Gunung Marapi Setinggi 1,6 Kilometer Terjadi di Sumbar

Sebarkan artikel ini

Erupsi Gunung Marapi: Warga Diminta Waspada

Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus pada Rabu (23/7) pukul 07.23 WIB, menghasilkan kolom abu setinggi 1.600 meter di atas puncak gunung, atau 4.491 meter di atas permukaan laut. Fenomena ini terdengar hingga ke Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang. Masyarakat di sekitar kawasan tersebut diminta untuk tetap waspada mengingat status Gunung Marapi saat ini berada pada Level II (Waspada).

Menurut Ahmad Rifandi, Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, kolom abu tampak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal yang condong ke arah tenggara. Erupsi ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,5 mm dan durasi 1 menit 18 detik. Akan tetapi, dampak nyata dari erupsi ini dirasakan langsung oleh masyarakat yang tinggal di sekitar gunung.

Warga Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, melaporkan bahwa mereka merasakan getaran yang kuat, mirip dengan gempa. Neng Widia, salah satu warga berusia 38 tahun, mengungkapkan, “Getarannya jelas sekali. Jendela rumah saya bergetar hebat layaknya gempa. Semoga Marapi kembali baik-baik saja.”

Wali Nagari Bukik Batabuah, Agam, Firdaus, mengingatkan bahwa kejadian ini merupakan pengingat akan kekuatan alam yang tidak bisa diprediksi. “Ini adalah kuasa alam. Manusia hanya bisa menerka, tetapi tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi ke depan,” ujarnya. Firdaus menanggapi ada sebagian warga yang merasa yakin bahwa gunung tidak akan meletus lagi. “Tetap waspada, karena bencana datang tanpa memberi aba-aba,” tegasnya.

Sementara itu, pihak berwenang telah merekomendasikan agar masyarakat menjauh dari zona berbahaya dengan radius tiga kilometer dari pusat aktivitas di kawah Verbeek. Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan warga, mengingat potensi bahaya dari aktivitas vulkanik tetap ada.

Melihat dari perspektif masyarakat, fenomena ini juga menimbulkan kerisauan terkait potensi bencana lainnya yang mungkin mengancam. Warga di sekitarnya mengekspresikan kekhawatiran bahwa erupsi bisa berdampak pada aktivitas sehari-hari, termasuk pertanian dan perekonomian lokal.

Evaluasi terhadap situasi ini menjadi sangat penting, khususnya dalam membangun kesadaran akan risiko bencana. Masyarakat diharapkan tidak hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut, tetapi juga mengikuti perkembangan terbaru yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menangani situasi ini dengan efektif.

Dengan demikian, penting bagi semua pihak untuk menjaga informasi akurat terkait kondisi Gunung Marapi dan tetap waspada terhadap perubahan yang mungkin terjadi. Bencana alam, seperti erupsi gunung, mengingatkan kita bahwa cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan persiapan dan kewaspadaan.

Sebagai penutup, meskipun teknologi pemantau terus diperbarui, kekuatan alam tetap tak terduga dan bisa muncul kapan saja. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi diimbau untuk selalu siap dan beradaptasi terhadap segala kemungkinan, demi keselamatan dan kesejahteraan bersama.