Internasional

Eropa Desak Tindakan Tegas Sebelum Pertemuan Trump-Putin di Alaska

Avatar photo
2
×

Eropa Desak Tindakan Tegas Sebelum Pertemuan Trump-Putin di Alaska

Sebarkan artikel ini

Eropa Desak Pendekatan Tegas terhadap Rusia menjelang Pertemuan Trump dan Putin

Jakarta – Sejumlah pemimpin Eropa menekankan perlunya langkah-langkah tegas terhadap Rusia menjelang pertemuan penting antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang dijadwalkan berlangsung pekan depan. Dalam pernyataan bersama, para pemimpin menegaskan bahwa hanya melalui kombinasi diplomasi aktif, dukungan bagi Ukraina, dan tekanan terhadap Rusia, konflik Rusia-Ukraina dapat diakhiri.

Pernyataan tersebut diungkapkan dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Finlandia Alexander Stubb, dan Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen. Mereka menyampaikan dukungan terhadap inisiatif Presiden Trump untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina.

“Dukungan kami kepada Ukraina akan tetap mencakup bantuan militer dan finansial yang substansial,” seru para pemimpin. Lebih lanjut, mereka juga menyatakan kesediaan untuk menerapkan sanksi baru terhadap Rusia dan memperkuat kolaborasi melalui Coalition of the Willing.

Di tengah isu ini, muncul laporan bahwa Putin mengajukan tawaran kepada utusan Trump, Steve Witkoff, pada Rabu (6/8) lalu. Rusia dikabarkan meminta Ukraina untuk menyerahkan wilayah Donbas timur dan Krimea sebagai syarat agar perang berakhir. Meski demikian, Trump juga sempat menyampaikan rencana “pertukaran wilayah” yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, namun belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai usulan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan di platform Truth Social, Trump menuliskan, “Pertemuan yang sangat dinantikan antara saya dan Presiden Vladimir Putin dari Rusia akan berlangsung pada 15 Agustus 2025, di negara bagian Alaska.” Ini akan menjadi pertemuan pertama Trump sejak kembali menjabat sebagai Presiden AS, setelah terakhir bertemu Putin pada 2019 di KTT G20 di Jepang.

Sementara itu, upaya negosiasi antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini belum menunjukkan kemajuan signifikan. Tiga putaran pembicaraan sebelumnya telah gagal, dengan Putin terus menolak seruan untuk melakukan gencatan senjata yang diajukan oleh AS dan negara-negara Eropa. Pemimpin Kremlin tersebut juga menutup pintu bagi dialog dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menambah kekhawatiran akan kelanjutan konflik.

Dukungan Eropa terhadap langkah-langkah keras ini menunjukkan keprihatinan mendalam mengenai dampak perang yang berkepanjangan di Ukraina, yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan ketidakstabilan di kawasan tersebut. Para pemimpin Eropa berharap bahwa pendekatan yang lebih tegas dan terkoordinasi dapat memaksa Rusia untuk kembali ke meja perundingan dan menemukan jalan menuju resolusi damai.

Dengan kompleksitas situasi yang ada, harapan tetap ada bahwa pertemuan antara Trump dan Putin dapat membuka jalan baru untuk perdamaian di Ukraina dan kawasan Europa secara keseluruhan.