Berita

Empat Korban Tewas Dalam Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Tiga Selamat Ditemukan

Avatar photo
2
×

Empat Korban Tewas Dalam Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Tiga Selamat Ditemukan

Sebarkan artikel ini

Sejumlah Korban Tewas dalam Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo Ditemukan

Sidoarjo — Tim evakuasi berhasil mengevakuasi tujuh orang setelah ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Rabu (1/10) malam. Dari jumlah tersebut, dua korban ditemukan sudah meninggal dunia, termasuk satu di antara mereka yang ditemukan dalam posisi sujud.

Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, sebagai Koordinator Misi Pencarian (SMC), menyebutkan bahwa korban meninggal, yang hingga kini belum teridentifikasi, adalah korban ke-12 yang berhasil dievakuasi dari debris. Korban tersebut ditemukan sekitar pukul 14.42 WIB.

Awalnya, tim evakuasi berfokus untuk menyelamatkan Syahlendra Haical, seorang pelajar berusia 13 tahun, yang juga terjebak di lokasi yang sama. Namun, karena posisi Haikal berdekatan dengan korban yang meninggal, tim harus mengevakuasi korban yang telah meninggal lebih dahulu. “Kami tidak bisa langsung mengambil korban yang meninggal, akhirnya kami tarik yang ini,” jelas Bramantyo.

Korban meninggal tersebut kemudian dibawa ke Rumah Sakit Siti Hajar untuk proses identifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI). Setelah itu, pada pukul 15.22 WIB, Haikal berhasil diselamatkan dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo dalam kondisi selamat.

Sebelumnya, Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas, Emi Freezer, mengatakan ada 15 titik lokasi yang diduga masih terdapat korban di bawah reruntuhan. Dari jumlah tersebut, delapan titik berstatus “hitam” — artinya tidak ada respons — dan tujuh titik berstatus “merah,” di mana korban masih memberikan tanda-tanda kehidupan.

Freezer menjelaskan bahwa delapan korban dengan status hitam tidak dapat dievakuasi karena terjebak di bawah kolom atau tiang bangunan. “Dua dari delapan korban yang tidak dapat dievakuasi ini berdekatan dengan titik A1, salah satunya ditemukan dalam posisi sujud dan juga tertindis,” ungkapnya.

Insiden ini menggugah keprihatinan masyarakat, yang berharap agar pihak berwenang dapat segera menemukan dan menolong korban yang mungkin masih terjebak. Selain itu, peristiwa ini menimbulkan diskusi hangat mengenai keselamatan dan keamanan bangunan, terutama di kawasan yang rawan bencana. Masyarakat diharapkan lebih waspada akan aspek keselamatan bangunan tempat tinggal dan tempat umum lainnya.

Ke depannya, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk meningkatkan pengawasan dan penjaminan atas standar bangunan di daerah rawan, agar kejadian serupa tidak terulang. Upaya penanggulangan bencana harus diperkuat, demi keselamatan bersama.

Kepada masyarakat, diharapkan tetap tenang dan mengikuti informasi dari sumber resmi terkait perkembangan situasi dan langkah-langkah yang diambil oleh tim evakuasi.