Emir Qatar Tuduh Israel Coba Gagalkan Gencatan Senjata di Gaza
Jakarta, CNN Indonesia — Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, menuduh Israel berusaha menggagalkan upaya gencatan senjata di Gaza melalui serangan yang ditujukan kepada pejabat Hamas di Doha. Tuduhan ini disampaikan dalam sambutannya pada pertemuan darurat pemimpin Arab dan Muslim yang berlangsung pada Senin (15/9), di Doha.
Pertemuan tersebut merupakan hasil inisiatif Qatar dan melibatkan Liga Arab serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna meningkatkan tekanan terhadap Israel, yang saat ini sedang menghadapi desakan internasional untuk mengakhiri konflik dan mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Pada serangan udara yang terjadi pekan lalu, enam orang dilaporkan tewas, meskipun beberapa pejabat senior Hamas selamat.
Dalam pidato pembukaannya, Emir Qatar mengatakan, “Siapa pun yang secara sistematis berusaha membunuh pihak yang sedang diajak bernegosiasi jelas berniat menggagalkan proses negosiasi.” Ia menekankan bahwa negosiasi dalam pandangan Israel hanyalah bagian dari perang, dan menyebut tindakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai ilusi yang berbahaya, berusaha mengubah kawasan Arab menjadi zona pengaruh Israel.
Qatar telah berperan sebagai mediator utama dalam upaya perundingan menghentikan perang di Gaza, bekerja sama dengan Mesir dan Amerika Serikat. Serangan Israel ini terjadi tepat saat delegasi Hamas tengah membahas proposal baru dari AS. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, juga dijadwalkan mengunjungi Israel dan Qatar di tengah situasi ini untuk menunjukkan dukungan penuh Washington.
Sehari sebelum KTT, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menggarisbawahi pentingnya komunitas internasional untuk menghentikan penggunaan standar ganda dan mengecam Israel atas tindakan kekerasan yang dilakukan. Ia menyatakan bahwa saatnya bagi dunia untuk bersikap tegas terhadap Israel.
Dalam draf pernyataan bersama yang dibahas dalam KTT tersebut, sekitar 60 negara peserta menekankan pentingnya keamanan kolektif dan perlunya keselarasan dalam menangani tantangan serta ancaman bersama. Pemimpin dunia yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, serta Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.
Di tengah situasi yang semakin tegang, Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) juga menggelar pertemuan luar biasa pada hari yang sama di Doha, untuk mendiskusikan langkah-langkah lanjutan. Aziz Algashian, seorang peneliti hubungan internasional di Timur Tengah, mengingatkan bahwa banyak pihak kini menunggu tindakan konkret. “Kita sudah kehabisan retorika. Kini tinggal menunggu tindakan nyata, dan kita akan lihat bagaimana bentuknya,” katanya.
Dengan segala dinamika yang terjadi, penegakan gencatan senjata dan penyelesaian konflik yang berkelanjutan di Gaza tetap menjadi harapan utama komunitas internasional.