Dukungan untuk Polri Mengalir Pascakerusuhan di Polsek Tegalsari
Surabaya – Pasca kerusuhan yang mengakibatkan pembakaran di Polsek Tegalsari, dukungan kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus mengalir dari masyarakat. Sejumlah karangan bunga berjejer rapi di halaman dan sepanjang sisi Mapolsek Tegalsari, mencerminkan solidaritas warga terhadap aparat keamanan.
Dari pantauan di lapangan, terlihat bahwa karangan bunga dukungan untuk Polri semakin banyak sejak pagi hari ini. Seorang pedagang lokal, Ismail (54), yang sehari-hari menjajakan minuman dan gorengan di sekitar Polsek, mengungkapkan bahwa karangan bunga mulai berdatangan sejak fajar menyingsing. “Pastinya kapan belum tahu. Tapi tadi pagi sudah semakin banyak,” jelas Ismail saat diwawancarai.
Ismail menyayangkan tindakan demo yang berujung pada kerusuhan dan penjarahan. “Sangat disayangkan ada aksi demo malam hari. Apalagi sampai terjadi kerusuhan dan penjarahan,” ungkapnya, yang merasakan langsung dampak dari insiden tersebut.
Sebagai seorang pedagang yang telah berjualan di kawasan itu selama puluhan tahun, Ismail kini harus memulai kembali usahanya dari nol. Beruntung, ia mendapat bantuan dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, sebesar Rp 7 juta. “Alhamdulillah, bantuan itu lebih dari cukup untuk membangkitkan kembali usaha saya,” ujar Ismail dengan nada bersyukur. Ia menambahkan bahwa Wali Kota juga menawarkan opsi lokasi baru untuk berjualan, yang dirasakannya sebagai dukungan nyata bagi para pedagang yang terdampak.
Kerusuhan yang terjadi menggarisbawahi ketegangan sosial yang masih ada di tengah masyarakat. Masyarakat mengharapkan agar peristiwa serupa tidak terulang. Selain itu, dukungan terhadap Polri menunjukkan betapa pentingnya keamanan dalam kehidupan sehari-hari. Keterlibatan warga dalam mendukung aparat keamanan ini menjadi sinyal positif untuk menguatkan kolaborasi antara masyarakat dan instansi terkait demi menjaga ketertiban.
Melihat konteks lebih luas, insiden ini mencerminkan perlunya dialog yang konstruktif antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat tidak dipenuhi, potensi kerusuhan akan terus ada. Para pengamat sosial memperingatkan bahwa dialog dan pendekatan yang lebih inklusif dapat menjadi solusi untuk meminimalisir ketegangan yang ada.
Dukungan melalui karangan bunga bukan hanya simbolis; ini adalah bentuk harapan warga agar Polri tetap melindungi mereka dari berbagai ancaman. Masyarakat Surabaya berharap dengan kerjasama yang baik, situasi di kota ini dapat kembali kondusif dan stabil, sehingga aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan.
Kasus ini juga menegaskan pentingnya dukungan pemerintah dalam memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Dengan langkah-langkah pemulihan yang cepat, diharapkan para pedagang seperti Ismail dapat kembali beraktivitas normal dan berkontribusi bagi perekonomian lokal. Solidaritas yang ditunjukkan masyarakat ini diharapkan mampu menginspirasi daerah lain untuk menjaga keamanan dan ketertiban melalui kerjasama yang lebih erat antara masyarakat dan aparat.
Melihat dari sudut pandang yang lebih luas, perlu ada evaluasi mendalam mengenai strategi pengelolaan konflik sosial agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Tindakan preventif harus diambil oleh semua pihak untuk menjaga stabilitas dan keamanan masyarakat.