Nasional

Dugaan Keracunan Massal Pelajar Setelah Makan MBG di Lombok Timur

Avatar photo
8
×

Dugaan Keracunan Massal Pelajar Setelah Makan MBG di Lombok Timur

Sebarkan artikel ini

Dugaan Keracunan Massal Pelajar di Lombok Timur Masih Didalami Polisi

Kasus dugaan keracunan massal yang melibatkan puluhan pelajar di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) kini tengah dalam penyelidikan Polres setempat. Keracunan ini diduga terjadi setelah para siswa mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Pringgabaya.

Menurut Kadi Humas Polres Lombok Timur, AKP I Made Dharma Yulia Putra, pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap kondisi para pasien yang dirawat di Puskesmas Batuyang. Berdasarkan informasi yang diperoleh, banyak siswa mengeluhkan gejala mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut. “Setelah makan, mereka langsung mengalami muntah dan mual,” ungkap Dharma.

Orang tua siswa yang melihat gejala tersebut segera membawa anak-anak mereka ke puskesmas. Sejak peristiwa itu, puluhan siswa dari sekolah yang sama menerima perawatan medis. “Kami telah mengumpulkan keterangan dari para pasien dan sedang menyelidiki penyebab pasti keracunan ini,” imbuhnya.

Di samping itu, Dharma juga menjelaskan bahwa penyidik telah mengambil langkah-langkah untuk memeriksa sumber makanan. “Kami sudah turun ke lapangan untuk memeriksa dapur yang mendistribusikan makanan, termasuk mengambil sampel untuk analisis lebih lanjut,” katanya.

Sebelumnya, pada tanggal 17 Oktober, sejumlah siswa dari beberapa sekolah di Kecamatan Pringgabaya mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Beberapa di antara mereka bahkan harus dirawat dengan infus karena kondisi kesehatan yang melemah akibat keracunan.

Eka Suryana, Kepala Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Berbagi Mulia Pringgabaya, mengonfirmasi kejadian tersebut. Dia menuturkan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi di lapangan untuk memastikan jumlah siswa yang terdampak. “Kami masih melakukan pendataan dan belum bisa memastikan jumlah pasti berapa siswa yang terkena dampak,” ujar Eka.

Dari hasil penelusuran awal, sejumlah siswa yang dirawat di puskesmas mengalami masalah pencernaan yang serius. Beberapa pihak sekolah juga mulai mengambil langkah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan makanan yang disajikan kepada siswa di lingkungan pendidikan.

Peristiwa ini menjadi sorotan terutama bagi para orang tua dan masyarakat setempat, yang khawatir akan keselamatan anak-anak mereka. Program MBG yang seharusnya memberikan manfaat gizi bagi para pelajar kini justru menimbulkan kekhawatiran. Pemerintah setempat diharapkan memberikan perhatian lebih pada pengawasan dan pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

Polres Lombok Timur berkomitmen untuk terus melakukan penyelidikan dan akan mengungkap hasilnya kepada publik setelah semua bukti dikumpulkan dan dianalisis dengan seksama. Kejadian ini menegaskan pentingnya pengawasan yang ketat dalam penyediaan makanan untuk anak-anak, terutama dalam program-program pemerintah yang berhubungan dengan kesehatan dan nutrisi.