Kebakaran Menghancurkan Hunian Warga Jakarta, Ratusan Jiwa Terpaksa Mengungsi
Jakarta – Dua kebakaran yang terjadi dalam dua hari berturut-turut di Jakarta menghancurkan puluhan rumah dan memaksa ratusan warga mengungsi. Peristiwa ini menyoroti kerentanan masyarakat terhadap bencana kebakaran, khususnya di kawasan padat penduduk.
Kebakaran pertama terjadi di Jalan Juraganan 1 Nomor 49, RT 012 dan RT 013, RW 12, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, pada Minggu (20/7/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. Dugaan sementara menyebutkan bahwa korsleting listrik menjadi penyebab utama kebakaran tersebut. Sebanyak 191 jiwa terdampak, sementara mereka yang kehilangan tempat tinggal kini terpaksa tinggal di tenda pengungsian yang didirikan di lahan kosong dekat lokasi kejadian. Beberapa dari mereka juga tinggal sementara di rumah kerabat. Beruntung, tidak ada korban jiwa atau luka yang dilaporkan dalam insiden ini.
Kebakaran kedua melanda Jalan Duri Utara I, Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, pada Senin (21/7/2025) sekitar pukul 08.35 WIB. Api diduga muncul akibat kompor yang ditinggal menyala. Dalam kebakaran ini, sebanyak 88 rumah semi permanen yang terletak di RT 05, 11, 12, 13, dan 14 RW 02 hangus terbakar, mengakibatkan 530 jiwa harus mengungsi. Seperti pada insiden sebelumnya, tidak ada korban jiwa atau luka yang dilaporkan.
Kejadian ini menjadi sorotan penting, mengingat Jakarta merupakan daerah pemukiman yang padat penduduk dan rentan terhadap risiko kebakaran. Tingginya jumlah penduduk dalam satu area seringkali berbanding lurus dengan minimnya infrastruktur dan fasilitas keselamatan yang memadai. Banyak warga yang tinggal di rumah-rumah semi permanen dengan jarak antar rumah yang sangat dekat, sehingga meningkatkan risiko penyebaran api.
Menurut salah satu warga, Budi (45), risiko kebakaran di wilayahnya sudah menjadi isu serius sejak beberapa tahun terakhir. “Kondisi rumah kami yang berdesakan sangat berisiko. Kami berharap pemerintahan bisa memberikan perhatian lebih supaya ada langkah pencegahan yang lebih baik,” ujar Budi saat ditemui di lokasi pengungsian.
Pihak berwenang telah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memberikan bantuan kepada para korban, termasuk menyediakan makanan dan tempat tinggal sementara. Meski demikian, kebutuhan mendesak lainnya, seperti pemulihan infrastruktur dan bantuan dalam rehabilitasi rumah yang terbakar, juga perlu diperhatikan.
Sebagai masyarakat urban, meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesiapsiagaan saat menghadapi bencana kebakaran adalah hal yang mutlak. Dengan penanganan yang lebih baik serta edukasi berkelanjutan mengenai penyebab kebakaran dan langkah-langkah pencegahan, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Kebakaran yang terjadi di wilayah Jakarta ini bukan hanya menyoroti fragilitas kondisi tempat tinggal masyarakat, tetapi juga menuntut perhatian dari pemerintah dan semua pihak untuk lebih serius dalam menangani isu perlindungan masyarakat dari bencana.