DPR RI, Simbol Demokrasi dalam Sorotan Publik
PENJAGAAN ketat oleh TNI dan Brimob di kompleks parlemen Jakarta selama lebih dari sebulan menjadi bukti nyata bahwa DPR, MPR, dan DPD RI merupakan objek vital sebagai simbol demokrasi di Indonesia. Penjagaan ini merupakan respons terhadap demonstrasi besar yang terjadi pada akhir Agustus 2025, di mana kericuhan sempat melanda. Dalam aksi tersebut, salah satu isu yang ramai diperbincangkan adalah gaji anggota DPR yang dianggap fantastis, dan isu ini kini telah direvisi.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang dilantik menggantikan Sri Mulyani setelah insiden tersebut, menjelaskan bahwa demonstrasi tersebut dipicu oleh tekanan ekonomi yang berkepanjangan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan menciptakan ketidakpuasan di kalangan publik, yang semakin terakumulasi menjadi aksi demonstrasi. Ketua DPR RI Puan Maharani juga mengungkapkan bahwa terdapat empat masalah nyata yang dihadapi rakyat, di mana tiga dari empat poin tersebut berkaitan dengan kesenjangan ekonomi.
Kesenjangan sosial dan ekonomi tampak sebagai salah satu pemicu utama gelombang demonstrasi ini, disertai oleh faktor-faktor sosial, politik, dan etika yang juga tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, DPR RI sebagai lembaga penyalur aspirasi masyarakat tidak bisa lepas dari sentimen publik yang menginginkan perubahan. Institusi ini memiliki peranan penting untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masyarakat.
Dalam satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo, gelombang aksi demonstrasi yang meluas di berbagai daerah seharusnya menjadi momen refleksi untuk DPR dan penyelenggara negara secara umum. Kinerja lembaga legislatif perlu dievaluasi secara mendalam agar sejalan dengan amanat rakyat. Sebagai simbol demokrasi, DPR diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan kebutuhan rakyat, serta mengedepankan empati terhadap masalah yang mereka hadapi.
Puan Maharani menekankan bahwa tuntutan utama rakyat meliputi kebutuhan untuk hidup layak dan bermartabat, ketersediaan lapangan kerja, serta akses yang lebih mudah terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. Selain itu, pengentasan kesenjangan sosial ekonomi dan pembangunan antar daerah juga menjadi perhatian utama.
Meskipun tantangan besar terus dihadapi, DPR RI tidak dapat mengabaikan upayanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan, DPR sudah berusaha keras untuk memenuhi harapan publik. Komitmen lembaga legislatif untuk terus berbenah dan memprioritaskan kepentingan rakyat adalah langkah positif yang harus ditekankan.
DPR RI kini berada di persimpangan, di mana aksi kemarin harus menjadi pelajaran berharga untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerjanya ke depan. Dalam menjalankan tugasnya, DPR diharapkan mampu menjadi jembatan antara suara rakyat dan kebijakan publik, serta mampu membawa perubahan yang diharapkan oleh masyarakat. Pengawasan ketat yang terus dilakukan adalah sebuah promosi transparansi yang diharapkan dapat menjawab keraguan publik dan membangun kepercayaan kembali.









