Dokumenter Jihan K Ungkap Hilangnya Ayahnya, Pemimpin Oposisi Libya di Tengah Rezim Qaddafi
Jihan K, seorang pembuat film asal Libya, meluncurkan dokumenter baru yang menggali peristiwa hilangnya ayahnya, seorang pemimpin oposisi, yang terjadi pada tahun 1993. Dokumenter ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenang sosok sang ayah, tetapi juga memberikan gambaran mendalam tentang kekejaman rezim Kolonel Muammar el-Qaddafi yang berkuasa saat itu.
Dalam film yang diangkat dari kisah nyata tersebut, Jihan berupaya menggali misteri hilangnya sang ayah, yang ditangkap karena berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah Libya. Melalui wawancara dengan keluarga, teman, dan saksi, dokumenter ini mencoba merekonstruksi kejadian yang menyebabkan hilangnya seorang tokoh penting dalam gerakan oposisi Libya.
Jihan mengungkapkan, tujuan dari dokumenter ini adalah untuk mengingat dan menghormati keberanian ayahnya serta memperlihatkan dampak dari tindakan represif pemerintah terhadap banyak keluarga di Libya. “Saya ingin penonton merasakan rasa kehilangan yang kami alami dan memahami betapa pentingnya perjuangan untuk kebebasan dan keadilan,” kata Jihan dalam pernyataan resminya.
Dokumenter ini juga menyajikan konteks sejarah yang melatarbelakangi peristiwa tersebut. Sejak awal 1970-an, Muammar el-Qaddafi telah membangun sebuah rezim otoriter yang menekan suara-suara oposisi dengan berbagai cara, termasuk penangkapan dan penghilangan secara paksa. Banyak orang yang berani bersuara ditakut-takuti dan menghadapi konsekuensi fatal, termasuk kehilangan nyawa atau hilang tanpa jejak.
Melalui narasi yang kuat dan visual yang mendalam, Jihan K mengajak penonton untuk merenungkan pentingnya hak asasi manusia dan kebebasan berbicara. Selain itu, dokumenter ini juga berdampak positif dalam meningkatkan kesadaran global terhadap situasi di Libya, terutama di tengah tantangan yang terus berlanjut terhadap para aktivis hak asasi manusia di negara tersebut.
Proyek ini tidak hanya menjadi perjalanan pribadi bagi Jihan, tetapi juga mencerminkan perjuangan kolektif yang dihadapi oleh banyak orang Libya yang kehilangan orang-orang terkasihnya akibat tindakan brutal rezim. “Film ini adalah cara saya untuk melanjutkan perjuangan ayah dan memberi suara bagi mereka yang hilang,” tambahnya.
Dengan harapan agar cerita ini dapat menginspirasi generasi muda, Jihan K berharap dokumenter ini dapat ditayangkan di berbagai festival film internasional. Ia berkomitmen untuk mengedukasi dan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya memperjuangkan demokrasi dan keadilan di Libya, yang masih berjuang untuk bangkit dari bayang-bayang sejarah kelam.
Dalam rangka upaya penyebaran pesan ini lebih luas, dokumenter yang berjudul “Mengungkap Kebenaran: Hilangnya Seorang Pejuang” akan diluncurkan pada bulan depan. Jihan K percaya bahwa setiap tayangan dapat menjadi wahana untuk menggelorakan semangat kebangkitan dan harapan bagi rakyat Libya.
