Pentingnya Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menekankan pentingnya pidato Presiden RI Prabowo Subianto pada Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA 80) mendatang. Menurutnya, pembicaraan tentang pembentukan “The Next World Order” menjadi sangat relevan dalam konteks tantangan global saat ini.
Dino menjelaskan, posisi Indonesia yang diundang untuk berbicara setelah Amerika Serikat dan Brasil di forum tersebut mencerminkan kehormatan dan pengakuan yang tinggi dalam dunia diplomasi. “Konsensus global saat ini menunjukkan bahwa tatanan dunia yang lama telah berakhir. Dengan demikian, Indonesia harus menyampaikan gagasan dan kontribusi mengenai seperti apa tatanan dunia yang baru,” ujarnya saat konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Dalam penuturannya, Dino menggarisbawahi bahwa pidato Prabowo diperkirakan akan menjadi pusat perhatian dunia. Ini karena Indonesia memiliki hubungan luas dengan negara-negara Barat, negara-negara dalam Global South, serta kawasan Timur. Dia juga menyoroti bahwa saat ini dunia tengah menghadapi tantangan besar, termasuk ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta melemahnya sistem multilateralisme.
Dino menambahkan, meskipun belum ada kerangka konsep yang jelas mengenai “The Next World Order”, kebutuhan akan pemikiran baru semakin mendesak. Menariknya, dia membandingkan konteks pidato Presiden Prabowo dengan pidato Presiden Sukarno pada tahun 1960 mengenai tatanan dunia baru. Dino berpendapat bahwa saat ini merupakan peluang yang lebih baik karena negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, kini memiliki pengaruh yang lebih besar.
Sebagai salah satu negara dengan kekuatan menengah, Dino meyakini bahwa pidato Prabowo di PBB akan diterima dengan baik dan berpotensi memberikan dampak strategis yang signifikan di pentas internasional. “Kita berada di posisi yang menguntungkan,” tambahnya.
Presiden Prabowo Subianto direncanakan menghadiri UNGA 80 yang berlangsung di New York, Amerika Serikat, pada 9 hingga 23 September 2025. Sidang ini akan menjadi ajang bagi para pemimpin dunia untuk mendiskusikan berbagai isu internasional, termasuk pengakuan negara Palestina.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, juga memastikan bahwa jadwal Presiden Prabowo untuk menyampaikan pidato di depan Sidang Umum PBB tetap sesuai rencana. Hal ini menjadikan momen tersebut sebagai kesempatan yang sangat penting bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam diskusi global mengenai tatanan dunia yang baru.
Dengan demikian, pidato yang akan disampaikan oleh Presiden Prabowo bukan hanya sekadar formalitas, tetapi sebuah langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.