Nasional

China Dukung Negosiasi Restrukturisasi Utang Kereta Cepat KCIC di Indonesia

Avatar photo
6
×

China Dukung Negosiasi Restrukturisasi Utang Kereta Cepat KCIC di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Negosiasi Restrukturisasi Utang Kereta Cepat Indonesia-China Berlanjut

Jakarta – Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, mengungkapkan bahwa upaya negosiasi restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) merupakan langkah yang wajar mengingat skala besar proyek tersebut. Dia menegaskan, proyek bernama Whoosh ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai titik impas.

Wang menjelaskan bahwa pemerintah China merasa bangga dengan kinerja layanan Whoosh, yang telah mengangkut sekitar 12 juta penumpang sejak dioperasikan dua tahun lalu. “Kami sangat bangga akan hal ini dan operasinya berjalan dengan baik. Namun, beberapa detail masih perlu dibahas dengan pemerintah Indonesia,” tuturnya saat ditemui di Kedutaan Besar China di Jakarta.

Dia enggan membahas rincian spesifik terkait apa yang sedang dibicarakan oleh kedua pemerintah. Namun, Wang menegaskan bahwa komunikasi tetap terjalin untuk memastikan proyek tersebut berjalan aman dan berkelanjutan. “Saya tidak akan mengatakan ada kesulitan keuangan. Kami masih berjalan baik dengan peningkatan jumlah penumpang,” tambahnya.

Serupa, Chief Operating Officer Danantara Indonesia, Dony Oskaria, mengonfirmasi bahwa negosiasi restrukturisasi utang proyek KCIC masih berlangsung. Dia menyatakan bahwa tim negosiasi Danantara akan kembali ke China untuk membahas beberapa hal, termasuk jangka waktu pinjaman dan suku bunga. “Ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan,” ujarnya pada hari yang sama.

Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan mengeluarkan keputusan presiden terkait penyelesaian utang proyek KCIC. Proyek ini memiliki total investasi sekitar 7,27 miliar dolar AS, di mana 75 persen dananya berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan suku bunga 2 persen per tahun.

Saat ini, pemerintah Indonesia masih mengkaji dua opsi utama untuk penyelesaian utang proyek, yaitu dengan pelimpahan kewajiban kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT Kereta Api Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah tetap mendorong Danantara untuk mengambil peran utama dalam proses restrukturisasi utang ini.

Seiring berjalannya negosiasi, diharapkan kesepakatan dapat dicapai demi keberlanjutan dan keberhasilan proyek yang dianggap strategis bagi perekonomian Indonesia.