China Respons Ketidakhadiran Prabowo Subianto di KTT SCO
Jakarta – China memberikan tanggapan terkait ketidakhadiran Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organisation/SCO) yang berlangsung di Tianjin pada 31 Agustus hingga 1 September 2023. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sugiono.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa pihaknya mengikuti perkembangan terkini di Indonesia, termasuk gelombang demonstrasi yang belakangan ini terjadi di sejumlah daerah. Guo menegaskan keyakinannya bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, pemerintah Indonesia mampu menangani keadaan dalam negeri dengan baik dan segera memulihkan stabilitas.
“Kami memperhatikan perkembangan terbaru di Indonesia dan yakin bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dapat mengatasi situasi ini dengan efektif dan menjamin stabilitas secepatnya,” ungkap Guo dalam konferensi pers yang dirilis oleh China Daily.
Sugiono, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Xi Jinping terkait ketidakhadiran Prabowo. “Kami mengucapkan terima kasih dan menyampaikan permohonan maaf, karena Presiden Prabowo tidak dapat hadir pada ‘SCO Summit Plus’. Saya juga sudah menyampaikan hal ini langsung kepada Presiden Xi Jinping,” kata Sugiono di Meijiang International Convention and Exhibition Center, Tianjin.
Kondisi di Indonesia belakangan ini memang memanas, seiring dengan terjadinya demonstrasi luas di berbagai kota. Aksi protes ini dipicu oleh penolakan terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR dan pajak yang dianggap membebani masyarakat, di tengah kondisi ekonomi yang terpuruk.
Gelombang unjuk rasa semakin meluas setelah insiden tragis yang menimpa seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang tewas setelah dilindas kendaraan taktis Brimob pada 28 Agustus. Kejadian ini memicu protes lanjutan yang menuntut keadilan untuk Affan dan direspons aparat dengan gas air mata serta meriam air. Demonstrasi berlangsung di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bandung, Solo, dan Yogyakarta.
Hingga 1 September, aparat kepolisian melaporkan bahwa 3.195 orang telah ditangkap terkait aksi demonstrasi tersebut. Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mencatat bahwa 20 orang masih dilaporkan hilang. Tragisnya, hingga saat ini, jumlah korban jiwa dalam gelombang demonstrasi ini mencapai 10 orang.
Dalam konteks ini, perhatian internasional terhadap situasi di Indonesia meningkat, khususnya terkait dengan keselamatan dan keamanan institusi China yang berada di wilayah Indonesia. Guo Jiakun juga menyampaikan harapan agar pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah efektif dalam menjaga keamanan dan stabilitas.
Situasi di dalam negeri jelas menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan saat ini. Bagaimana pemerintah mengatasi protes yang terus berkembang dan menangani masalah yang mendasar akan menentukan stabilitas politik dan sosial di Indonesia ke depannya.