Nasional

BMKG Ingatkan Potensi Banjir dan Longsor Bergelombang Musim Hujan 2025/2026

Avatar photo
2
×

BMKG Ingatkan Potensi Banjir dan Longsor Bergelombang Musim Hujan 2025/2026

Sebarkan artikel ini

BMKG: Potensi Banjir dan Longsor Musim Hujan 2025/2026 Diprediksi Bergelombang

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat tentang potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, yang dapat terjadi selama musim hujan tahun 2025/2026. Puncak hujan di setiap wilayah diperkirakan berlangsung pada waktu yang berbeda, sehingga risiko bencana akan muncul secara bergelombang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan informasi ini dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta. Menurutnya, sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan diprediksi akan mengalami puncak hujan antara November hingga Desember 2025. Sementara itu, wilayah Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua diperkirakan akan mengalami puncak hujan dari Januari hingga Februari 2026.

“Potensi bencana seperti banjir dan longsor ini tidak akan terjadi serempak, tetapi mengikuti periode puncak hujan masing-masing wilayah,” jelas Dwikorita.

Meski curah hujan bulanan rata-rata diperkirakan normal, namun kejadian ekstrem tetap menjadi perhatian. Dwikorita memberikan contoh badai hujan yang melanda Bali, di mana intensitas curah hujan bisa mencapai 380 milimeter dalam sehari. “Apa yang terjadi di Bali patut menjadi pelajaran bagi kita semua,” ungkapnya.

Secara umum, musim hujan diperkirakan akan berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026. Setelah analisis, BMKG menemukan adanya beberapa daerah, terutama di Pulau Jawa dan wilayah barat, yang berpotensi menerima curah hujan di atas rata-rata normal. Dwikorita menekankan pentingnya perhatian khusus terhadap kondisi tersebut.

Dalam menghadapi potensi bencana ini, ia mendorong Kementerian dan Lembaga, serta pemerintah daerah hingga tingkat desa, untuk meningkatkan kesiapsiagaan, di antaranya dengan melakukan pembersihan saluran air, mempersiapkan jalur evakuasi, dan memberikan edukasi kepada masyarakat di daerah rawan banjir dan longsor.

Selain itu, sektor pertanian diimbau untuk menyesuaikan pola tanam agar tidak bertepatan dengan puncak musim hujan. Sektor energi juga disarankan untuk mengoptimalkan pengelolaan waduk sejak awal musim hujan.

Dalam konteks kesehatan, BMKG memperingatkan kemungkinan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada bulan Desember 2025 hingga Januari 2026, seiring dengan meningkatnya kelembaban udara yang dapat mencapai lebih dari 80 persen.

Dwikorita menegaskan, “Yang terpenting adalah bagaimana masyarakat bisa terlibat aktif sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir sekecil-kecilnya.” Keterlibatan aktif masyarakat menjadi salah satu kunci untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

Dengan informasi ini, diharapkan semua pihak dapat bersiap dan mengambil langkah-langkah preventif guna menghadapi musim hujan yang berpotensi membawa bencana. Keberadaan data dan analisis dari BMKG menjadi acuan penting untuk kesiapsiagaan di seluruh lapisan masyarakat.