Basarnas Evakuasi Santri dari Reruntuhan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo
Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi lokasi upaya evakuasi intensif yang dilakukan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) akibat ambruknya bangunan sekolah. Dalam dua hari terakhir, Basarnas dengan alat berat berhasil mengevakuasi total 111 santri. Dari jumlah tersebut, 103 santri ditemukan selamat, sementara 8 santri dilaporkan meninggal dunia. Terdapat sekitar 52 santri yang diperkirakan masih terjebak di dalam reruntuhan.
Kepala Basarnas Sidoarjo, Sugeng Widodo, menjelaskan bahwa proses evakuasi mengalami banyak kendala, termasuk kondisi bangunan yang tidak stabil dan terbatasnya akses ke lokasi. “Kami melakukan evakuasi dengan hati-hati agar tidak ada lagi korban berjatuhan. Kendala cuaca juga berpengaruh terhadap kegiatan ini,” ungkapnya.
Ambruknya bangunan terjadi pada Rabu (1/10) siang, saat seluruh santri berada di dalam kelas. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga santri yang berharap agar proses evakuasi berjalan lancar. Basarnas telah bekerja sama dengan berbagai lembaga dan relawan untuk mempercepat upaya pencarian dan penyelamatan.
Sugeng menambahkan bahwa prioritas utama saat ini adalah menemukan santri yang masih tertimbun. “Kami sudah memetakan area yang masih berpotensi menyimpan korban atas bantuan alat berat. Tim kami memberikan semuanya demi keselamatan,” tegasnya.
Evakuasi ini mendapatkan perhatian luas, baik dari masyarakat setempat maupun pemerintah daerah. Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, mengunjungi lokasi dan menyatakan dukungannya terhadap upaya Basarnas. “Kami berdoa agar semua korban segera ditemukan dalam keadaan selamat. Pemerintah daerah siap memberikan bantuan yang dibutuhkan,” kata Bupati.
Proses evakuasi juga melibatkan personel dari berbagai instansi, termasuk TNI, Polri, dan relawan. Mereka bekerja tanpa henti untuk mencapai tujuan keselamatan. Dalam upaya ini, Basarnas mengerahkan sejumlah unit alat berat, seperti ekskavator dan crane, untuk membersihkan puing-puing bangunan.
Insiden ini menyoroti pentingnya keselamatan bangunan di lingkungan pendidikan. Masyarakat diminta untuk lebih waspada dan melaporkan kondisi bangunan yang dianggap tidak layak. Diharapkan evaluasi menyeluruh dapat dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Hingga berita ini diturunkan, tim Basarnas masih berusaha keras menemukan santri yang hilang. Penanganan insiden ini menjadi salah satu fokus perhatian publik, dan banyak yang berharap agar semua santri yang tertinggal dalam reruntuhan dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Pemerintah daerah, beserta tim penanggulangan bencana, akan terus memberikan perkembangan terbaru terkait situasi dan langkah-langkah yang sedang diambil untuk menyelamatkan semua yang terjebak.