Nasional

Bali International Hospital Layani 5.960 Pasien, 62% Warga Asing

Avatar photo
4
×

Bali International Hospital Layani 5.960 Pasien, 62% Warga Asing

Sebarkan artikel ini

Bali International Hospital Layani 5.960 Pasien Sejak Beroperasi

Bali International Hospital (BIH), bagian dari Holding Rumah Sakit BUMN Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation, mencatat telah melayani 5.960 pasien sejak mulai beroperasi pada 14 April 2025 hingga 27 Oktober 2025. Dari total pasien tersebut, 38 persen adalah warga negara Indonesia (WNI) dan 62 persen merupakan warga negara asing (WNA).

Dewi F. Fitriana, Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital yang mengelola BIH, menyampaikan rincian jumlah pasien dalam pertemuan dengan Komisi VII DPR RI di Denpasar, Bali, Kamis. Dari keseluruhan pasien, dapat diidentifikasi sebanyak 2.222 orang berasal dari Indonesia, sedangkan 3.738 pasien datang dari luar negeri, dengan sebagian besar berasal dari Australia, Amerika Serikat, dan Arab Saudi, termasuk ekspatriat yang tinggal di Bali.

Dewi menjelaskan tantangan yang dihadapi BIH saat ini adalah meningkatkan persentase pasien WNI, terutama dari mereka yang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri. Meskipun demikian, BIH juga sudah menerima sepuluh pasien rujukan dari Malaysia dan Singapura yang kini melanjutkan pengobatan di rumah sakit yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur.

Sejak awal operasional, persentase pasien lokal sudah mengalami peningkatan dari 20 persen menjadi lebih signifikan. BIH juga telah melayani 9.155 kunjungan rawat jalan, 1.761 pasien di layanan darurat, 947 pemeriksaan kesehatan umum, 1.281 rehabilitasi medis, dan 685 pasien rawat inap.

Mengenai karakteristik pasien asing, Dewi menjelaskan mereka adalah wisatawan yang membutuhkan pelayanan medis saat berlibur di Bali. Dia menegaskan, BIH tidak bertujuan untuk mengambil pangsa pasar rumah sakit yang sudah beroperasi di pulau tersebut.

Anggota Komisi VII DPR RI, Putra Nababan, menyatakan harapannya agar BIH dapat menarik pasien melalui kualitas layanan dan fasilitas unggulan yang ditawarkan, bukan dengan mengalihkan pasien dari rumah sakit lain. Ia mencatat bahwa keberadaan BIH seharusnya tidak mengurangi jumlah pasien di fasilitas kesehatan lain yang sudah ada.

Layanan unggulan di BIH meliputi bidang jantung, kanker, saraf, pencernaan, dan tulang. Pemerintah sebelumnya memperkirakan bahwa sekitar dua juta WNI memilih berobat ke luar negeri, dengan potensi devisa yang mencapai Rp150 triliun per tahun.

Dengan kehadiran BIH, diharapkan sektor kesehatan tidak hanya berkembang tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal dan meningkatkan pelayanan bagi pasien di dalam negeri.