Internasional

Anutin Charnvirakul Berkomitmen Tanpa Pilih Kasih sebagai PM Thailand Baru

Avatar photo
6
×

Anutin Charnvirakul Berkomitmen Tanpa Pilih Kasih sebagai PM Thailand Baru

Sebarkan artikel ini

Anutin Charnvirakul Resmi Menjabat PM Thailand, Janji Tanpa Favoritisme

Jakarta, CNN Indonesia — Anutin Charnvirakul resmi menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Thailand mulai Jumat (5/9). Dalam pernyataannya, Anutin berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan tanpa melakukan aksi pilih kasih atau balas dendam, hingga pemilihan umum selanjutnya.

“Saya akan mematuhi semua kesepakatan,” ungkap Anutin di luar kantor pusat partainya. Ia menegaskan pentingnya mengembalikan semangat “Negeri Senyum” kepada rakyat Thailand selama masa jabatannya yang singkat. Anutin juga menekankan sikap anti-konflik, menambahkan, “Tidak akan ada favoritisme, tidak ada penganiayaan, dan tidak ada balas dendam.”

Anutin Charnvirakul, yang dikenal sebagai seorang taipan konservatif, mengambil alih kursi kepemimpinan untuk mengisi kekosongan setelah pendahulunya, Paetongtarn Shinawatra, digulingkan. Pejabat baru ini membentuk koalisi dengan blok oposisi untuk menyingkirkan Pheu Thai, yang dikenal sebagai kendaraan politik Thaksin dan dinasti Shinawatra.

Dukungan utama Anutin datang dari Partai Rakyat, yang memiliki kursi mayoritas di parlemen. Sebagai syarat dari dukungan tersebut, ia harus membubarkan parlemen dalam waktu empat bulan untuk mengadakan pemilu baru. Setelah memperoleh dukungan dari tujuh partai politik dengan total 146 kursi di parlemen, Anutin berhasil meraih total 289 suara, jauh melebihi batas minimal yang ditetapkan, yaitu 247 kursi.

Sebelum menjabat sebagai PM, Anutin pernah memegang berbagai posisi penting, termasuk wakil perdana menteri, menteri dalam negeri, dan menteri kesehatan. Ia dikenal luas karena berhasil melegalkan penggunaan ganja di Thailand pada tahun 2022.

Meskipun demikian, jabatan Anutin belum sepenuhnya resmi sampai mendapatkan persetujuan dari Raja Thailand. Sebelumnya, Thailand mengalami aksi protes politik yang signifikan setelah pengerukan suara PM Paetongtarn Shinawatra yang dianggap merendahkan kemampuan militer dalam perbincangan dengan PM Kamboja. Akibatnya, Mahkamah Konstitusi (MK) Thailand menjatuhkan sanksi kepada Paetongtarn pada akhir Juli, sebelum akhirnya mencopotnya dari jabatan PM.

Ketegangan politik yang berlangsung di Thailand mencerminkan dinamika yang kompleks dalam pemerintahan dan masyarakat negara tersebut. Dengan latar belakang yang telah ditempuh Anutin dalam karir politiknya, harapan masyarakat kini tertuju padanya untuk membawa stabilitas dan kemajuan.

Seiring menjelang pemilu mendatang, Anutin memiliki tantangan besar di hadapannya. Ia harus mampu meredakan ketegangan politik dan membangun kembali kepercayaan publik, agar program-program yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Waktu akan menentukan sejauh mana Anutin Charnvirakul dapat memenuhi janji-janji yang telah disampaikan, serta mampu membawa Thailand menuju arah yang lebih baik.